REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN - Pemerintah Yordania memperpanjang penutupan sekolah, universitas, maupun lembaga pemerintah sampai akhir April. Perpanjangan penutupan ini dilakukan untuk membendung penyebaran corona, kata juru bicara pemerintah.
Amjad Adailah mengatakan Perdana Menteri Omar Razzaz mengambil keputusan sehubungan dengan 'perkembangan dan rekomendasi' terkait pandemi. Layanan publik medis dan esensial dikecualikan.
Negara itu mengumumkan pada 20 Maret pemberlakuan jam malam nasional yang menutup toko-toko dan melarang pergerakan orang. Itu terjadi beberapa hari setelah raja memberlakukan hukum darurat yang memberi pemerintah kekuasaan besar untuk membatasi hak-hak sipil dan politik.
Yordania telah melaporkan 389 kasus virus corona dan tujuh kematian pada 12 April. Negara itu lebih cepat mengambil langkah-langkah drastis untuk membendung penyebaran virus dengan memberlakukan karantina wilayah ketat yang telah membuat sektor-sektor ekonomi terhenti.
Pemerintah dalam beberapa hari terakhir mulai mengizinkan beberapa industri dan agroindustri yang berorientasi ekspor untuk kembali bekerja. Izin ini diberikan dalam upaya untuk meredam dampak negatif pada ekonomi yang bergantung pada bantuan.
Para ekonom dan pejabat mengatakan krisis virus corona, yang telah melanda pariwisata dengan kontribusi sekitar lima miliar dolar AS per tahun, akan memangkas proyeksi pertumbuhan. Krisis Covid-19 memperdalam penurunan ekonomi dan perlambatan konsumsi domestik yang sudah terjadi sebelum adanya pandemi itu.