REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA — Australia dan Selandia Baru mengatakan belum akan melonggarkan peraturan pembatasan sosial. Kedua negara menilai hal itu terlalu dini dilakukan.
Australia telah melihat menurunnya tingkat penularan pada Senin (13/4). Negara ini hanya mencatat 33 kasus baru atau paling kecil dalam sebulan terakhir. Kendati demikian, Menteri Kesehatan Australia Greg Hunt enggan melonggarkan pembatasan sosial. “Sekarang adalah saatnya untuk tetap berada di trek, melanjutkan dengan ini, isolasi diri dan jarak sosial,” kata dia.
Menurut Australia’s Chief Medical Officer Brendan Murphy, pemerintah hanya dapat mulai membuat keputusan dalam beberapa pekan mendatang. Hal itu mencakup tentang pembatasan, jika ada, yang dapat dilonggarkan. Saat ini Australia memiliki 6.322 kasus Covid-19 dengan 61 kematian.
Sama seperti tetangganya, Selandia Baru pun telah melihat penurunan penularan. Pada Senin, Selandia Baru hanya mencatat 15 kasus baru.
Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengungkapkan keputusan apakah akan memperpanjang penutupan nasional dan keadaan darurat nasional akan dibuat pada 20 April mendatang. “Jumlah kasus kami mungkin kecil, tetapi itu tidak berarti kami belum berhasil membunuh virus ini,” ujar Ardern.
Dia mengungkapkan pemerintahannya akan mengeluarkan panduan pekan depan tentang kemampuan perekonomian untuk pulih. “Kami sangat menyadari perlunya menjalankan perekonomian kami sesegera mungkin,” kata Ardern. Saat ini Selandia Baru memiliki 1.064 kasus Covid-19 dengan lima korban jiwa.