REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Militer Korea Selatan (Korsel) mengatakan mereka yakin Korea Utara (Korut) kembali meluncurkan sejumlah rudal jarak pendek. Kepala Staf Gabungan (JSC) Korsel mengatakan rudal itu ditembakan ke laut yang memisahkan Semenanjung Korea dengan Jepang.
Pada Selasa (14/40), JSC mengatakan saat ini militer Korsel sedang mengawasi perkembangan penembakan rudal tersebut. Intelijen Korsel dan Amerika Serikat (AS) juga tengah menganalisis peluncuran tersebut.
Kepada wartawan, JSC mengatakan rudal tersebut terbang sejauh 150 kilometer. Beberapa pesawat militer juga tampaknya terlibat dalam sebuah latihan militer. Dalam beberapa pekan Korut telah menggelar latihan militer, termasuk meluncurkan sejumlah rudal balistik jarak pendek.
Menurut para analis pada bulan lalu, Korut menembak sembilan rudal balistik dalam empat kali percobaan. Pada Ahad (12/4) lalu, media Korut melaporkan Pemimpin Kim Jong-un mengunjungi pangkalan udara untuk mengawasi latihan pesawat jet Korut.
Pada 21 Maret lalu, JSC melaporkan Korut menembakan dua proyektil yang diduga merupakan rudal balistik jarak pendek. Korsel menyebut aksi itu 'sangat tidak pantas' karena dunia sedang mengalami pandemi virus corona yang dikenal Covid-19.
JCS curiga rudal itu ditembakan sekitar pukul 06.45-06.50 waktu setempat ke lepas pantai timur Semenanjung Korea di sekitar Souchon, Provinsi Pyongan Utara. Sonchon berada di atas Pyongyang, sudut barat daya Semenanjung Korea.
"Aksi militer yang dilakukan Korut sangat amat tidak pantas di saat Covid 19 menyebabkan kesulitan di seluruh dunia," kata JCS Korsel saat itu.