REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Para ilmuwan di seluruh dunia berusaha keras untuk menemukan vaksin virus corona yang telah menyebar ke seluruh dunia. Para ilmuwan yang bekerja sama di bawah kepemimpinan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan terima kasihnya atas kepercayaan publik pada komunitas sains.
"Kami ilmuwan, dokter, pendiri dan pabrik yang bekerja sama dalam kerja sama internasional, yang dikoordinasikan WHO untuk membantu mempercepat tersedianya vaksin melawan Covid-19, saat vaksin untuk pemakaian umum butuh waktu untuk dikembangkan, vaksin pada akhirnya mungkin berperan dalam mengendalikan pandemi ini di seluruh dunia," kata para ilmuwan dalam siaran pers WHO, Selasa (14/4).
Para ilmuwan di seluruh dunia ini menggunakan berbagai cara untuk menemukan vaksin virus yang kini dikenal dengan Covid-19. Situs Worldometers.info mencatat hingga saat ini sudah 1.930.979 kasus infeksi di seluruh dunia. Sebanyak 120.074 pasien meninggal dunia.
"Sementara itu kami memuji implementasi intervensi yang masyarakat lakukan demi mengurangi penyebaran virus dan melindungi orang-orang, termasuk populasi yang rentan dan (kami) berjanji untuk menggunakan waktu yang dihasilkan langkah-langkah tersebut untuk mengembankan vaksin secepat mungkin," kata para ilmuwan dari berbagai negara itu.
Beberapa negara sudah melakukan pengujian non-klinis dan klinis obat dan vaksin Covid-19. Jika vaksin berhasil ditemukan tahun ini tapi baru bisa disebarluaskan ke publik pada pertengahan pada 2021.
"Kami akan melanjutkan upaya memperkuat kolaborasi seluruh dunia yang tidak biasa ini, kerja sama dan berbagi data sudah dilakukan, kami yakin upaya ini akan membantu mengurangi ketidakefisienan dan duplikasi, dan kami akan bekerja dengan gigih untuk meningkatkan kemungkinan satu atau dua vaksin yang efektif dapat segera tersedia untuk semua orang," tambah para ilmuwan.
Dalam siaran persnya WHO mengatakan pertama kali mereka diberitahu tentang penyakit pneumonia tidak dikenal muncul di kota Wuhan China pada 31 Desember 2019. Pada 7 Januari 2020 pemerintah China mengidentifikasi virus itu sebagai SARS-Cov2. Pada 11 Februari, WHO menamakannya Covid-19.
Demi merespons pandemi tersebut WHO mengaktifkan divisi penelitian dan pengembangan, Research and Development (R&D) Blueprint. Mereka bekerja untuk menemukan cara mempercepat diagnosa, vaksin dan terapi untuk merawat dan mengobati pasien Covid-19.
Di bawah koordinasi WHO para pakar dari berbagai latar belakang bekerja untuk mengembangkan vaksin Covid-19. Para pakar itu meminta semua orang mematuhi rekomendasi yang sudah mereka tetapkan untuk mencegah penyebaran dan penularan Covid-19.