REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pakar kesehatan menular pemerintah Amerika Serikat (AS) Anthony Fauci mengatakan AS belum menjalani prosedur pemeriksaan dan pelacakan (testing and tracing) yang diperlukan untuk membuka kembali perekonomian mereka. Menurutnya proyeksi Gedung Putih terlalu optimistis.
"Kami harus memiliki sesuatu yang efisien dan dapat kami andalkan dan kami belum sampai di sana," kata Fauci, Rabu (15/4).
Pernyataan Fauci ini disampaikan setelah Presiden AS Donald Trump dan beberapa pejabat pemerintahannya sedang menilai berapa lama lagi bisnis-bisnis dapat dibuka kembali dan warga Amerika dapat kembali bekerja. Pasalnya pandemi virus corona membekukan perekonomian AS.
Trump sudah mempertimbangkan akan membuka kembali beberapa wilayah pada 1 Mei. Ia mengatakan dapat mengumumkan rekomendasinya paling cepat pekan ini.
Fauci mengatakan target 1 Mei 'terlalu optimistis' untuk beberapa wilayah di AS. Pelonggaran kebijakan pembatasan sosial harus dilakukan secara 'bergulir' tidak dapat dilakukan sekaligus. Sebab, pandemi Covid-19 ini tidak menyebar secara bersamaan. Virus ini memasuki wilayah di waktu yang berbeda-beda.
Salah satu yang paling dikhawatirkan Fauci adalah ketika pembatasan sosial dilonggarkan ada wilayah sebelumnya tidak terkena wabah justru juga terkena wabah. Tapi pihak berwenang kesehatan di wilayah tersebut belum memiliki kemampuan untuk melakukan rapid test, mengisolasi kasus baru, dan melacak semua orang yang melakukan kontak dengan pasien terinfeksi.
"Saya jamin, ketika Anda menarik pembatasan sosial akan ada infeksi, itu bagaimana Anda berhadapan dengan infeksi yang terus berjalan," kata Fauci.
Ia menambahkan kuncinya mengeluarkan orang yang terinfeksi dari pergerakan masyarakat. Karena ketika penyebaran mulai menjadi kluster 'maka Anda benar-benar dalam masalah'.