REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING - Maskapai penerbangan China melaporkan total kerugian sebesar 33,62 miliar yuan (sekitar 4,8 miliar dolar AS) pada kuartal pertama. Kerugian ini terjadi karena pandemi virus corona menekan permintaan layanan perjalanan, kata regulator penerbangan, Rabu (15/4).
Pada Februari, maskapai-maskapai itu menderita kerugian 20,96 miliar yuan. Ini karena sebagian besar wilayah China menjalani karantina di tengah upaya untuk mengekang penyebaran virus corona baru.
Jumlah penumpang pada Maret turun 71,7 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya menjadi 15,13 juta. Demikian diungkapkan pejabat Administrasi Penerbangan Sipil China, Xiong Jie, dalam konferensi pers. Xiong Jie menambahkan jumlah penumpang turun 53,9 persen pada kuartal pertama tahun ini.
Di sisi lain, rumah sakit Leishenshan yang dibangun secara kilat untuk merawat para pasien terjangkit Covid-19 di Wuhan, China telah ditutup setelah pasien terakhir sembuh. Meskipun demikian rumah sakit yang dibangun pada 25 Januari 2020 dan sudah bisa digunakan 14 hari kemudian itu tidak akan dibongkar dan tetap siaga menerima pasien.
"Rumah sakit ini sangat krusial dalam memerangi Covid-19 hingga jumlah pasien menurun sampai nol. Fasilitas di rumah sakit ini bagus, sekalipun dalam skala global," kata Direktur Utama RS Leishenshan Wang Xinghuan dikutip media resmi setempat, Rabu.