Rabu 15 Apr 2020 15:39 WIB

China Kritik Langkah AS Bekukan Dana untuk WHO

Langkah AS membekukan dana untuk WHO dinilai melemahkan upaya menangani Covid-19.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Bendera China-Amerika Serikat
Foto: washingtonote
Bendera China-Amerika Serikat

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mengkritik keputusan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menghentikan sementara pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Beijing menilai hal tersebut melemahkan upaya terkoordinasi dalam menangani pandemik Covid-19.

"China menyatakan keprihatinan serius atas keputusan AS. Keputusan AS akan melemahkan kemampuan WHO untuk menangani pandemi, terutama negara-negara yang kemampuannya tidak berkembang dengan baik," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian, dalam sebuah konferensi pers pada Rabu (15/4), dikutip laman South China Morning Post.

Baca Juga

Zhao mengungkapkan, saat ini tak ada pihak yang dapat menggantikan peran WHO. Dia pun memuji kepemimpinan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Zhao meminta AS tetap menegakkan tanggung jawabnya.

Trump telah memutuskan membekukan sementara pendanaan untuk WHO pada Selasa (14/4). Dia menuding WHO telah salah mengelola dan menutupi krisis Covid-19. “Dengan pecahnya pandemi Covid-19, kami memiliki keprihatinan mendalam tentang apakah kedermawanan Amerika telah dimanfaatkan sebaik mungkin. Kenyataannya, WHO gagal memperoleh dan berbagi informasi secara tepat waktu serta transparan,” katanya.

Dia pun menuding WHO telah mempromosikan disinformasi dari China tentang virus corona baru. Trump turut mengkritik WHO karena menganjurkan tak perlunya penerapan kebijakan larangan bepergian.

Sebelumnya, Trump menuduh WHO bersikap “China-sentris” dalam menangani wabah Covid-19. Dia kemudian mengancam membekukan pendanaan untuk lembaga kesehatan dunia tersebut.

AS merupakan negara donor terbesar WHO. Pada 2019, Negeri Paman Sam mengalokasikan 400 juta dolar AS atau sekitar 15 persen anggaran WHO.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement