REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS — Uni Eropa menyelesalkan keputusan Amerika Serikat (AS) menghentikan sementara pendanaan untuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Perhimpunan Benua Biru menilai langkah itu tak dapat dibenarkan.
“Sangat menyesali keputusan AS untuk menangguhkan pendanaan ke WHO. Tidak ada alasan membenarkan langkah ini pada saat upaya mereka dibutuhkan lebih dari sebelumnya,” kata kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell melalui akun Twitter pribadinya pada Rabu (15/4).
Melalui akun Twitter-nya, Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas turut menyampaikan penyesalan atas keputusan AS. Menurutnya, aksi saling menyalahkan atas terjadinya pandemi Covid-19 tak akan membuahkan hasil apa pun.
“Virus tak mengenal perbatasan. Kita harus melawan Covid-19 dengan kerja sama erat. Salah satu investasi terbaik adalah bahwa PBB, khususnya WHO yang didanai, untuk memperkuat, misalnya, dalam pengembangan dan distribusi tes serta vaksin,” kata Maas.
Selain Uni Eropa dan Jerman, Rusia serta China pun telah mengkritik langkah AS membekukan pendanaan untuk WHO. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menilai politisi AS memang selalu memiliki pihak untuk disalahkan. Terkait pandemi Covid-19, Washington melimpahkannya kepada WHO dan China.
Sementara itu, Pemerintah China menilai langkah AS membekukan dana untuk WHO dapat melemahkan upaya terkoordinasi dalam menangani pandemi Covid-19. "China menyatakan keprihatinan serius atas keputusan AS. Keputusan AS akan melemahkan kemampuan WHO untuk menangani pandemi, terutama negara-negara yang kemampuannya tidak berkembang dengan baik," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian dalam sebuah konferensi pers pada Rabu (15/4), dikutip laman South China Morning Post.
Zhao mengungkapkan bahwa saat ini tak ada pihak yang dapat menggantikan peran WHO. Dia pun memuji kepemimpinan Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus. Zhao meminta AS tetap menegakkan tanggung jawabnya.
Presiden AS Donald Trump telah memutuskan membekukan sementara pendanaan untuk WHO pada Selasa (14/4). Dia menuding WHO telah salah mengelola dan menutupi krisis Covid-19. “Dengan pecahnya pandemi Covid-19, kami memiliki keprihatinan mendalam tentang apakah kedermawanan Amerika telah dimanfaatkan sebaik mungkin. Kenyataannya adalah bahwa WHO gagal memperoleh dan berbagi informasi secara tepat waktu serta transparan,” katanya.
Dia pun menuding WHO telah mempromosikan disinformasi dari China tentang virus corona baru. Trump turut mengkritik WHO karena menganjurkan tak perlunya penerapan kebijakan larangan bepergian. AS merupakan negara donor terbesar WHO. Pada 2019, Negeri Paman Sam mengalokasikan 400 juta dolar AS atau sekitar 15 persen anggaran WHO.