REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Angka pengangguran Australia turun sedikit pada Maret. Kondisi ini berbeda dari perkiraan sebelumnya yang diprediksi akan meningkat tajam setelah Negeri Kanguru menerapkan kebijakan pembatasan sosial untuk menahan laju penyebaran virus corona.
Berdasarkan data dari Badan Statistik Australia (ABS), pada Maret lalu lapangan pekerjaan bertambah 5.900 sementara para pengamat memprediksi akan berkurang sebanyak 40 ribu. Kenaikan lapangan pekerjaan ini didorong oleh pekerjaan paruh waktu sementara pekerjaan penuh waktu menurun.
Angka pengangguran hanya naik tipis dari 5,1 persen pada Februari menjadi 5,2 persen pada Maret. Sementara prediksinya mencapai 5,5 persen. Angka partisipasi bertahan di 66 persen.
"Covid-19 belum berdampak pada tren dan penambahan musiman yang diperkirakan terjadi pada Maret dan masih memberikan dorongan yang kuat pada pasar tenaga kerja. Hal ini terutama disebabkan referensi (data) jatuh pada pekan pertama Maret saat jumlah kasus konfirmasi Covid-19 di Australia masih rendah," kata ABS di situs resmi mereka, Kamis (16/4).
Selain itu, saat kebijakan pembatasan sosial penutupan layanan dan perdagangan non-esensial belum diumumkan dan diterapkan. Data statistik yang dikumpulkan dari 8 sampai 28 Maret ini meliputi pasar tenaga kerja untuk dua pekan pertama bulan Maret.
Saat itu jumlah kasus infeksi virus corona di Australia masih sedikit. Jumlah kasus baru pun bertambah dengan lambat. Tapi kini wabah Covid-19 menyebar dengan cepat hingga kini Negeri Kanguru sudah melaporkan 6.500 kasus.
Kini seluruh sektor perekonomian di Australia ditutup. Kantor berita Reuters menggelar jajak pendapat terhadap sejumlah analis yang memperkirakan tahun ini produk domestik bruto (PDB) Australia yang sebesar 2 triliun dolar Australia mengalami kontraksi 3,3 persen. Bulan lalu mereka hanya memperkirakan 2,3 persen.
Bank sentral Reserve Bank of Australia (RBA) melakukan segala cara untuk meredam dampak ekonomi. Mulai dari memotong suku bunga hingga 0,25 persen, membanjiri sistem finansial dengan uang tunai, dan membeli obligasi pemerintah demi menurunkan suku bunga pinjaman pengusaha.