Kamis 16 Apr 2020 13:49 WIB

AS Selidiki Corona Berasal dari Laboratorium di Wuhan

Trump memerintahkan penyelidikan asal virus corona di laboratorium Wuhan.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Christiyaningsih
Trump perintahkan penyelidikan asal virus corona di laboratorium Wuhan. Ilustrasi.
Foto: Costfoto
Trump perintahkan penyelidikan asal virus corona di laboratorium Wuhan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan, pemerintahannya sedang menyelidiki apakah virus corona baru (SARS-Cov-2) penyebab Covid-19 berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan, China. Beijing diminta berterus terang tentang sumber virus tersebut.

“Kami sedang melakukan pemeriksaan yang sangat teliti terhadap situasi yang mengerikan ini,” kata Trump saat ditanya awak media di Gedung Putih tentang laporan virus yang "bocor" dari laboratorium di Wuhan pada Rabu (15/4).

Baca Juga

Trump pun sempat ditanya apakah dia telah mengangkat isu tersebut saat melakukan pembicaraan dengan Presiden China Xi Jinping. “Saya tidak ingin membahas apa yang saya bicarakan dengannya tentang laboratorium. Saya hanya tidak ingin membahasnya. Itu tidak pantas saat ini,” ucapnya.

Dalam sebuah wawancara dengan Fox News, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, Covid-19 memang berasal dari Wuhan. Dia menyebut terdapat Institute of Virology beberapa mil dari pasar basah Wuhan, tempat yang diyakini menjadi sumber penularan virus.

“Kami benar-benar memerlukan Pemerintah China membuka diri dan membantu menjelaskan bagaimana sebenarnya penyebaran virus ini. Pemerintah China perlu berterus terang,” kata Pompeo.

Pada Februari lalu, Wuhan Institute of Virology telah membantah desas-desus bahwa SARS-Cov-2 mungkin telah disintesis secara buatan di salah satu laboratoriumnya. Pihak laboratorium pun menepis rumor bahwa terdapat kebocoran. Konsensus ilmiah secara luas menilai bahwa virus corona baru berasal dari kelelawar.

Saat ini terdapat lebih dari 2 juta kasus Covid-19 di seluruh dunia dengan korban meninggal melampaui 136 ribu jiwa. AS menjadi negara teratas dengan jumlah kasus dan kematian terbanyak.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement