REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- New York memilih untuk tetap menjalankan pembatasan agar laju penyebaran virus corona terus berkurang. Hal itu dilakukan meski politisi Amerika Serikat (AS) mulai membicarakan untuk membuka kembali pembatasan di beberapa negara bagian.
"Menghentikan penyebaran adalah segalanya. Bagaimana kamu bisa tidak memakai masker ketika kamu akan mendekati seseorang? Pada teori apa kamu tidak akan melakukan itu?" kata Gubernur Andrew Cuomo.
Cuomo mengatakan, pentingnya penggunaan masker di setiap tempat yang memungkinkan bertemu dengan orang lain. Upaya tersebut memang sejalan dengan langkah pembatasan kegiatan yang telah dilakukan.
Kewajiban menggunakan masker akan mulai diberlakukan pada Jumat (17/4). Meski begitu, tidak ada hukuman yang akan diberikan kepada warga yang tidak patuh akan peraturan tersebut.
New York melaporkan 752 kematian dengan total hampir 11.600 sejak wabah dimulai pada Selasa (14/4). Angka-angka itu tidak termasuk sekitar 4.000 lebih kematian di Kota New York yang menurut pejabat kota mungkin disebabkan oleh virus, tetapi belum dikonfirmasi oleh tes laboratorium.
Pengumuman Cuomo datang beberapa jam setelah Wali Kota Kota New York Bill de Blasio meminta toko untuk membuat pelanggan memakai masker untuk melindungi pekerja dari paparan. De Blasio sebelumnya merekomendasikan masker dipakai di fasilitas publik.
Kota New York pun akan menyalurkan makanan bagi warga yang kesulitan untuk makan. "Kami akan memastikan semua orang mendapatkan makanan yang mereka butuhkan," kata de Blasio dalam mengungkap rencana bantuan 170 juta dolar AS.
New York sudah membagikan 250.000 makanan gratis sehari di sekolah dan mengantarkan 25.000 paket sehari kepada warga lanjut usia. Pejabat menargetkan untuk menyediakan 10 juta makanan gratis pada April dan mengharapkan dapat memenuhi kebutuhan hingga 15 juta pada Mei.