Senin 20 Apr 2020 05:37 WIB

Produksi PCR Sendiri, Turki Tingkatkan Tes 30 Ribu per Hari

Turki menempati peringkat ketujuh dunia dengan melakukan 598.933 tes virus corona.

Bendera Turki berkibar di Jembatan Martir, Kota Istanbul, Turki
Foto: AP
Bendera Turki berkibar di Jembatan Martir, Kota Istanbul, Turki

REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Turki menjadi salah satu dari 10 negara teratas di dunia dalam melakukan jumlah tes Covid-19. Capaian itu meningkat secara signifikan dalam beberapa pekan terakhir, yang berguna untuk mengendalikan wabah virus corona di Turki.

Menurut data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada Sabtu (18/4), Turki telah melakukan 598.933 tes virus corona sejak wabah dimulai, dan menjadikan negara tersebut yang paling banyak melakukan tes nomor tujuh di dunia.

Jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi di Turki mencapai 82.329 orang, dengan lebih 10.000 pasien yang pulih. Sementara jumlah kematian dilaporkan 1.809 pada hari Sabtu.

Dilansir dari Daily Sabah pada Ahad (19/4), Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, pada bulan Maret, memiliki 'pesan sederhana' untuk semua negara. "Tes, tes, tes!" Itu adalah upaya untuk menarik perhatian internasional tentang pentingnya pengujian dan deteksi kasus Covid-19.

Turki dengan cepat mengadopsi kebijakan WHO, dan mulai meningkatkan jumlah tes harian untuk mengidentifikasi mereka yang terinfeksi Covid-19, dan sekaligus untuk menghentikan penyebaran virus tersebut.

Statistik merujuk data Kemenkes mengatakan, Turki secara signifikan meningkatkan jumlah tes yang digunakan sejak akhir Maret ketika rata-rata harian hampir 11.500 tes. Selama sepekan terakhir, Kemenkes telah menguji lebih 30.000 tes pasien corona per hari.

Ketika permintaan untuk tes meningkat, pelaku bisnis Turki bergegas untuk menghasilkan alat diagnosis segera setelah virus menyebar ke seluruh Turki, dan upaya mereka membuahkan hasil. Turki sekarang mandiri dalam hal memproduksi alat pengujian Covid-19 sendiri, dan mampu menghasilkan tes polymerase chain reaction (PCR), yang lebih akurat dalam mendiagnosis virus corona.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement