Senin 20 Apr 2020 07:38 WIB

Penembakan Massal di Nova Scotia Kanada, 10 Orang Tewas

Penembakan massal di Nova Scotia menjadi yang terburuk dalam 30 tahun.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Lokasi penembakan massal di Kanada, ilustrasi
Foto: CBS News
Lokasi penembakan massal di Kanada, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PORTAPIQUE -- Penembakan massal terjadi di Provinsi Nova Scotia, Kanada, yang menewaskan lebih dari 10 orang termasuk seorang polisi wanita pada Ahad (19/4) waktu setempat. Royal Canadian Mounted Police (RCMP) mengatakan, pelaku penembakan diidentifikasi sebagai Gabriel Wortman (51 tahun) yang menyamarkan mobilnya agar terlihat seperti mobil polisi dan menembakkan peluru di beberapa lokasi.

Penembakan massal itu adalah yang terburuk dalam 30 tahun di provinsi tersebut. Polisi menyatakan bahwa pelaku berhasil ditembak mati. Hingga kini, pihak berwenang masih berusaha untuk menentukan jumlah korban yang meninggal dunia.

Baca Juga

"Hari ini adalah hari yang menghancurkan bagi Nova Scotia, dan itu akan tetap terukir di benak selama bertahun-tahun yang akan datang," ujar Komandan RCMP, Lee Bergerman.

Polisi mengatakan, mereka menemukan beberapa jenazah pada Sabtu malam setelah mendapatkan informasi bahwa ada gangguan kecil di kota kecil pesisir Atlantik Portapique, sekitar 130 kilometer utara ibu kota provinsi, Halifax. Penyelidikan awal menunjukkan Wortman juga telah membunuh orang di beberapa lokasi lain.

Petugas Operasi Kriminal RCMP, Chris Leather, mengatakan, Wortman terlihat mengenakan seragam polisi. Namun, dia tidak menyebutkan secara spesifik apakah tersangka menyamar sebagai perwira polisi ketika pembunuhan terjadi. Pada Sabtu malam, polisi mendesak seluruh warga agar tetap tinggal di dalam rumah.

Wortman berhasil dilumpuhkan setelah pengepungan selama 12 jam. Menurut situs Masyarakat Dokter Gigi Nova Scotia dan Better Business Bureau tingkat provinsi, Wortman mengoperasikan klinik gigi palsu di Dartmouth, dekat dengan Halifax.

Perdana Menteri Nova Scotia, Stephen McNeil, mengatakan, penembakan itu merupakan salah satu tindakan kekerasan yang paling tidak masuk akal dalam sejarah provinsi tersebut. Sementara itu, Perdana Menteri Kanada, Justin Trudeau, menyesalkan terjadinya insiden penembakan tersebut.

Penambakan itu adalah yang terburuk sejak seorang pria bersenjata membunuh 15 perempuan di Montreal pada Desember 1989. Seorang pria yang mengendarai mobil van sengaja menabrak dan membunuh 10 orang di Toronto pada April 2018. Penembakan massal relatif jarang terjadi di Kanada, yang memiliki undang-undang kontrol senjata yang lebih ketat daripada Amerika Serikat. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement