REPUBLIKA.CO.ID, REPUBLIKA.CO.ID, AMMAN -- Lembaga PBB untuk Anak-anak (UNICEF) mengajukan tambahan anggaran sebesar 92,4 juta dolar AS untuk membantu negara-negara di Timur Tengah dan Afrika Utara mengatasi pandemi virus corona. Anak-anak di kawasan konflik itu paling membutuhkan bantuan dibandingkan anak-anak di kawasan lain di seluruh dunia.
Kepala UNICEF kawasan Timur Tengah Ted Chaiban mengatakan Yaman menjadi negara yang paling dikhawatirkan. Setelah dilanda perang sipil selama lima tahun kini setengah rumah sakit di negara itu sudah tidak lagi beroperasi. Dua juta anak-anak kekurangan gizi termasuk 400 ribu di antaranya mengalami malnutrisi akut.
"Jika Anda tidak mendapat bantuan untuk mereka setiap bulannya, angka kematian di antara anak-anak (yang mengalami malnutrisi parah) bertambah 50 persen," kata Chaiban, Senin (20/4).
Sejauh ini Yaman baru mengonfirmasi satu kasus Covid-19. Tapi kemampuan negara itu untuk melakukan pemeriksaan sangat terbatas dan ada kekhawatiran penyebaran virus di Yaman tidak terdeteksi. "Sudah sangat penting untuk mengatasi kebutuhan anak-anak di Yaman, dengan Covid-19, sekarang lapisan kerentanan berlapis-lapis," tambah Chaiban.
Timur Tengah sudah mengonfirmasi 218 ribu lebih kasus infeksi Covid-19. Sebanyak delapan ribu pasien meninggal dunia. Sebagian besar kasus infeksi dan kematian terjadi di Iran.
Chaiban mengatakan tambahan anggaran ini dibutuhkan untuk berbagai program yang diharapkan dapat meredakan dampak pandemi di seluruh penjuru Timur Tengah. Selain program nutrisi dan imunisasi yang sudah rutin dilakukan, UNICEF juga membantu membangun pusat isolasi dan meningkatkan ketersediaan air dan sanitasi.
Chaiban menambahkan UNICEF juga mengampanyekan pembatasan sosial dan kebersihan. Dua hal itu adalah sesuatu yang sulit dilakukan di pemukiman dan kamp pengungsi yang padat penduduk.
Sebelum pandemi, sudah sekitar 25 juta anak-anak kawasan konflik yang membutuhkan bantuan. Chaiban mengatakan setelah banyak negara menerapkan karantina nasional yang menyebabkan jutaan orang dewasa di Timur Tengah dan Afrika Utara kehilangan pendapatan, UNICEF memperkirakan jumlah anak-anak yang jatuh ke jurang kemiskinan bertambah empat juta orang.