REPUBLIKA.CO.ID,WELLINGTON -- Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengumumkan kebijakan terkait lockdown di negaranya. Dia memutuskan untuk meneruskan masa lockdown hingga pekan depan. "Selandia Baru akan beralih dari lockdown tingkat empat pukul 11:59 malam pada hari Senin, 27 April, satu pekan dari hari ini," kata Ardern pada konferensi pers, Senin (20/4) waktu setempat, dikutip dari laman China Global Television Network.
Setelah itu, Selandia Baru berpindah ke lockdown tingkat tiga untuk periode awal dua pekan. Menurut Ardern, semula kabinet mempertimbangkan melonggarkan lockdown pada 23 April, tetapi mengubah pertimbangan itu untuk mendapat kepastian tambahan.
Selandia Baru kini sudah memasuki empat pekan lockdown sejak akhir Maret 2020. Kebijakan pemerintah termasuk penutupan perbatasan negara, anjuran bagi masyarakat untuk tetap di rumah, serta menutup bisnis dan layanan yang tidak esensial.
Langkah strategis itu membuat Selandia Baru menjadi salah satu negara yang paling berhasil dalam penanggulangan pandemi. Pemerintah melaporkan sekitar 1.100 kasus positif Covid-19 dari lima juta populasi, dengan 12 kematian dan 974 pasien yang sembuh.
Menurut Perdana Menteri Ardern, tingkat penularan virus di Selandia Baru terbilang rendah dibandingkan secara global. Rata-rata tingkat transmisi virus di negaranya adalah 0,48, sementara tingkat transmisi virus di negara lain sebesar 2,5.
Perpindahan karantina ke level yang baru artinya bisnis yang dianggap aman dapat dibuka kembali, begitu juga dengan sejumlah sekolah. Aturan perjalanan lokal akan lebih longgar, dan pertemuan hingga 10 orang diperbolehkan untuk pernikahan atau pemakaman.
Meski begitu, aturan pembatasan fisik dan jarak sosial akan tetap ada. "Kami akan memberlakukan karantina tingkat tiga selama dua pekan, sebelum meninjau kembali pelacakan dan membuat keputusan lebih lanjut di kabinet pada 11 Mei," kata Ardern.