REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memprediksi 50 ribu hingga 60 ribu orang di seluruh negara bagian AS meninggal dunia karena virus corona tipe baru atau Covid-19. Angka itu jauh lebih sedikit dibandingkan proyeksi yang dikemukakan pemerintah sebelumnya.
"Kini, kita akan menuju 50 (ribu) jiwa, saya mendengar, atau 60 ribu orang. Satu, terlalu banyak. Saya mengatakannya. Satu terlalu banyak, tetapi kita akan menuju 50 atau 60 ribu orang dan itu di bawah proyeksi seharusnya 100 ribu orang," ujar Trump pada jumpa pers Gedung Putih dikutip CNN, Selasa (21/4).
"Jika kita tidak melakukan apa yang kita lakukan, kita akan memiliki, saya pikir, 1 juta orang, mungkin 2 juta orang, mungkin lebih dari itu (meninggal)," ujarnya menambahkan. Akhir bulan lalu, pakar penyakit menular AS, Dr Anthony Fauci, mengatakan, berdasarkan model penelitiannya, 100 ribu orang AS atau lebih bakal meninggal karena virus corona.
Namun demikian, sebuah sumber satuan tugas Covid-19 Gedung Putih mengatakan, prediksi Trump akan meleset jika negara bagian membuka pembatasan sosial terlalu cepat. Menurut dia, jumlah kematian akibat corona di AS dapat melampaui perkiraan jika beberapa negara membuka lockdown dengan segera.
"Jika beberapa negara melompat sebelum waktunya ke pembukaan, kita tentu bisa melampaui 60 ribu," kata sumber itu. Sumber itu menunjuk kepada para gubernur di Carolina Selatan dan Georgia yang memutuskan untuk membuka kembali bisnis, bahkan ketika negara-negara itu belum memenuhi pedoman yang ditetapkan oleh pemerintah pekan lalu.
Pedoman pemerintah menentukan kapan negara dapat membuka kembali restoran, bar, pusat kebugaran, dan ruang publik; serta memberikan panduan bagi pengusaha. Kriteria itu termasuk penurunan berkelanjutan dalam kasus selama periode 14 hari dan kembali ke kondisi sebelum krisis di rumah sakit.
Hingga Selasa (21/4) pagi, Johns Hopkins University and Medicine mencatat, 42.138 orang meninggal di AS karena virus corona. Sementara itu, tercatat sebanyak 784.599 kasus infeksi positif corona di seluruh negara bagian AS.