Kamis 23 Apr 2020 06:05 WIB

WHO Harap AS Tinjau Keputusan Pembekuan Dana

AS merupakan pendonor terbesar, sekitar 15 persen anggaran WHO

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Gita Amanda
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan kembali keputusan membekukan pendanaan terhadap lembaga tersebut.
Foto: Martial Trezzini/EPA
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan kembali keputusan membekukan pendanaan terhadap lembaga tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus meminta Amerika Serikat (AS) mempertimbangkan kembali keputusan membekukan pendanaan terhadap lembaga tersebut. Menurutnya dana kontribusi Washington akan membantu pekerjaan WHO menangani pandemi Covid-19.

“Saya berharap pembekuan dana akan dipertimbangkan kembali dan AS akan sekali lagi mendukung pekerjaan WHO dan terus menyelamatkan nyawa,” kata Ghebreyesus dalam sebuah konferensi pers virtual pada Rabu (22/4).

Baca Juga

Dia berharap AS percaya bahwa dana kontribusinya adalah investasi yang penting. “Tidak hanya untuk membantu orang lain, tapi agar AS juga tetap aman,” ucapnya.

Pada kesempatan itu Ghebreyesus turut merespons kritik yang menyebut WHO tidak cukup awal dalam menangani dan memberi peringatan tentang wabah Covid-19. “Melihat ke belakang, saya pikir kami menyatakan keadaan darurat (kesehatan internasional) pada waktu yang tepat dan ketika dunia memiliki cukup waktu untuk merespons,” ujarnya dilansir laman Reuters.

WHO mengumumkan status darurat pada 30 Januari. Saat itu, hanya tercatat 82 kasus Covid-19 di luar China dan belum ada korban jiwa.

Presiden AS Donald Trump memutuskan membekukan sementara pendanaan untuk WHO pada Selasa (14/4) pekan lalu. Dia menuding WHO telah salah mengelola dan menutupi krisis Covid-19. Trump pun menganggap WHO bersikap China-sentris.

“Dengan pecahnya pandemi Covid-19, kami memiliki keprihatinan mendalam tentang apakah kedermawanan Amerika telah dimanfaatkan sebaik mungkin. Kenyataannya adalah bahwa WHO gagal memperoleh dan berbagi informasi secara tepat waktu serta transparan,” kata Trump.

AS merupakan pendonor terbesar bagi WHO. Tahun lalu, ia menyumbangkan dana sebesar 400 juta dolar AS atau sekitar 15 persen anggaran WHO.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement