REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Anggota parlemen Inggris mencetak sejarah baru dalam 700 tahun berjalannya pada Rabu (22/4). Parlemen akhirnya melakukan pertemuan melalui virtual yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Ketika Inggris menjalani pekan kelima dari karantina wilayah nasional, dengan bisnis tutup dan warga diperintahkan untuk tinggal di rumah, parlemen harus kembali bekerja. Anggota parlemen kembali dari istirahat Paskah yang sebelumnya telah diperpanjang.
Dalam pertemuan pertama itu, hanya terdapat 50 anggota yang hadir di ruangan, dengan sisa 120 orang lainnya bergabung melalui konferensi video Zoom yang dipancarkan ke layar televisi. Menteri Luar Negeri Dominic Raab memimpin pertemuan virtual tersebut mewakili Perdana Menteri Boris Johnson yang baru pulih dari Covid-19.
Sedangkan, Raab yang berbicara dari ruang debat, di mana segelintir anggota parlemen lain duduk di bangku hijau. Pemimpin oposisi Partai Buruh Keir Starmer juga hadir secara langsung dalam pertemuan tersebut.
Dalam pertemuan itu, Raab menghadapi pertanyaan dari para anggota parlemen dengan tertib. Kondisi itu justru sangat tidak biasa, karena anggota sering kali mengeluarkan cemoohan.
Dalam pembicaraan awal, sering kali tidak terdengar suara. Bahkan beberapa sulit terhubung dengan pertemuan Zoom tersebut. Meski begitu, sesi pertemuan virtual pertama itu nyatanya berjalan cukup lancar.
Anggota parlemen yang berpakaian formal sesuai dengan kode pakaian menanyai Raab dari rumah mereka. Dalam kilasan gambar dari latar belakang anggota yang terlibat secara virtual, terlihat serangkaian karya seni, wallpaper, dan rak buku.
Pertemuan virtual tersebut pun dipantau langsung oleh Johnson dari kediamannya di Checkers yang menjadi tempat pemulihan. Salah satu hasil yang didapatkan anggota parlemen menyetujui perluasan bisnis yang dapat dipertimbangkan oleh parlemen secara virtual untuk dimasukkan undang-undang.
Anggota juga setuju untuk memungkinkan pemilihan jarak jauh untuk pertama kalinya. Meskipun cara itu belum mendapatkan kesepakatan secara menyeluruh oleh anggota.
Pemimpin pemerintah di parlemen, Jacob Rees-Mogg mengatakan, sesi virtual itu telah berjalan sangat lancar. "Perubahan cepat pasti disertai dengan risiko, tetapi ini adalah waktu yang luar biasa," katanya.