REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan semua negara anggota Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) harus mendukung penyelidikan independen terkait pandemi Covid-19. Itu merupakan seruan terbaru dari Australia.
"Jika Anda akan menjadi anggota klub seperti WHO, harus ada tanggung jawab dan kewajiban yang melekat pada itu. Kami ingin dunia menjadi lebih aman ketika berbicara virus. Saya berharap negara lain, baik China atau siapapun, akan berbagi tujuan tersebut," kata Morrison kepada awak media di Canberra, Kamis (23/4).
Pada Rabu (22/4) lalu, Morrison melakukan pembicaraan via telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Mereka membahas upaya penyelidikan internasional terhadap terjadinya pandemi Covid-19.
Morrison mengungkapkan pembicaraannya dengan Trump berlangsung konstruktif. Mereka mendiskusikan respons kesehatan kedua negara terhadap wabah Covid-19 dan kebutuhan untuk membangun serta menjalankan perekonomian.
"Kami juga berbicara tentang Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan bekerja bersama untuk meningkatkan transparansi serta efektivitas tanggapan internasional terhadap pandemi," kata Morrison melalui akun Twitter pribadinya.
Selain Trump, Morrison turut menghubungi Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Kedutaan Besar China di Canberra telah mengkritik langkah Pemerintah Australia yang menyerukan dan mendorong penyelidikan internasional pandemi Covid-19. Menurutnya Australia hanya membuntuti langkah AS dalam melancarkan serangan politik ke China.
"Hari-hari ini, sejumlah politisi Australia ingin membeo apa yang telah dinyatakan orang-orang Amerika dan hanya mengikuti mereka dalam melakukan serangan-serangan politik terhadap China," kata Kedutaan Besar China di Canberra dalam sebuah pernyataan.
Trump adalah tokoh pertama yang menyerukan agar kemunculan pandemi Covid-19 diselidiki. Dia menuding China tak transparan dan menutupi informasi terkait asal-usul wabah tersebut. Oleh sebab itu, Beijing harus memikul konsekuensinya.