Kamis 23 Apr 2020 15:36 WIB

Beyond Meat dan KFC Hadirkan Menu Daging Nabati di China

Ketika China pulih dari wabah Covid 19, banyak orang mencari gaya hidup lebih sehat.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Daging
Foto: Mgrol101
Ilustrasi Daging

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Saat ini lebih banyak produk 'daging palsu' atau daging analog berbasis tanaman muncul di menu ketika China membuka kembali restoran dan kafe. Pada hari Rabu (22/4) Beyond Meat mulai menjual makanan nabati di China melalui ribuan kafe Starbucks.

Rantai makanan cepat saji KFC mengatakan mereka juga akan mulai menguji coba nugget ayam nabati mulai pekan depan. Ketika China pulih dari wabah Covid 19, lebih banyak orang mencari gaya hidup yang lebih sehat.

Baca Juga

Beyond Meat yang berbasis di AS mengatakan pihaknya telah melihat permintaan daging nabati yang meningkat di China dan menawarkan tiga kali paket makan di 3.300 Starbucks di China. Mayoritas gerai Starbucks di negara itu sekarang telah dibuka kembali, setelah terpaksa ditutup pada akhir Januari.

Pekan ini, KFC mengatakan akan mulai menjual ayam goreng nabati untuk pertama kalinya di China untuk masa percobaan di Shanghai dan kota-kota selatan Guangzhou dan Shenzhen.

Dilansir di BBC, Kamis (23/4), merek-merek asal Barat ini berharap untuk memenuhi permintaan yang semakin meningkat akan pengganti daging di China, mengikuti tren global untuk mengurangi konsumsi daging dan lebih banyak makanan nabati.

China juga menghadapi kekurangan daging, terutama pasokan daging babi, setelah flu babi di Afrika memusnahkan separuh kawanan babi pada tahun 2018. China telah berjuang untuk mengimpor daging babi karena pembatasan virus pada pabrik-pabrik di seluruh dunia.

"Kami melihat Asia sebagai kawasan kunci untuk pertumbuhan jangka panjang strategis dan tujuan Beyond Meat adalah untuk melokalisasi produksi di Asia pada akhir 2020," kata juru bicara Beyond Meat.

Produk-produknya saat ini didistribusikan di beberapa negara di Asia termasuk Singapura, Korea Selatan, Thailand, Vietnam dan Filipina.

Tetapi perusahaan makanan seperti Starbucks, KFC dan Beyond Meat menghadapi tantangan untuk meyakinkan konsumen China untuk makan daging palsu nabati mereka.

"Permintaan untuk protein non-daging yang lebih sehat tidak setinggi di China seperti di AS karena orang China sudah makan lebih banyak sayuran sebagai bagian dari makanan sehari-hari mereka daripada orang Amerika dan Eropa. Sangat jarang bagi orang China untuk mengatakan bahwa mereka adalah vegetarian," kata Shaun Rein di Kelompok Riset Pasar China.

Di Inggris, perusahaan makanan cepat saji, dari Greggs hingga McDonald's dan Burger King hingga KFC, telah meluncurkan atau mengumumkan, pilihan vegan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement