Jumat 24 Apr 2020 14:18 WIB

Pria Venezuela Ditembak Saat Kerusuhan Krisis Bahan Pokok

Karantina selama enam pekan di Venezuela perburuk krisis ekonomi

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Ilustrasi krisis Venezuela. Karantina selama enam pekan di Venezuela perburuk krisis ekonomi.
Foto: Reuters
Ilustrasi krisis Venezuela. Karantina selama enam pekan di Venezuela perburuk krisis ekonomi.

REPUBLIKA.CO.ID, CIUDAD GUAYANA - Seorang pria Venezuela ditembak mati pada Kamis saat masyarakat setempat, yang melakukan protes krisis makanan dan gas, menjarah sejumlah toko di salah satu kota, menurut kelompok HAM. Peristiwa itu terjadi saat frustrasi yang melonjak selama enam pekan karantina yang memperburuk krisis ekonomi.

Observatorium Konflik Sosial Venezuela mencuit bahwa pria berusia 29 tahun ditembak dua kali di bagian kepala di Kota Upata, meski pihaknya tidak mengidentifkasi siapa penembaknya. Foto yang diunggah di media sosial menunjukkan seorang pria dengan celana pendek dan kaos tergeletak di jalanan berlumuran darah.

Baca Juga

Kepala militer negara bagian Bolivar, Jenderal Adolfo Rodriguez, mengatakan otoritas menangkap 10 orang selama aksi kerusuhan. Namun ia tidak menyebutkan adanya korban tewas. Kementerian Informasi Venezuela tidak menanggapi untuk dimintai komentar.

Anggota parlemen oposisi dan kelompok HAM mengatakan terjadi protes serupa di tempat lain di Venezuela pada Kamis, dari Kota Punta de Mata di timur hingga Pueblo Llano di Negara Bagian Merida. Venezeula, yang merupakan anggota OPEC, mengalami krisis parah bahan bakar.

Krisis terjadi akibat hancurnya jaringan penyulingan setelah beberapa tahun kekurangan investasi dan perawatan. Selain itu ada sanksi AS yang mempersulit pertukaran minyak mentah untuk bensin.

Jaringan transportasi yang dihentikan membatasi lebih jauh pasokan makanan untuk tempat-tempat seperti Upata. Karantina juga mempersulit keluarga miskin untuk keluar dan menemukan bahan pokok. Venezuela mencatat 311 kasus Covid-19 dengan 10 kematian.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement