REPUBLIKA.CO.ID, OSAKA -- Wali Kota Osaka, Ichiro Matsui, mendapatkan kecaman di media sosial. Matsui dikecam ketika dia mengatakan bahwa perempuan membutuhkan waktu lebih lama saat berbelanja barang kebutuhan pokok dibandingkan laki-laki. Hal ini diutarakan sebagai bagian dari promosi untuk menjaga jarak sosial, dalam rangka mencegah penyebaran virus corona.
Matsui meminta kepada seluruh warganya mengambil langkah untuk mengurangi risiko penyebaran virus corona dengan menjaga jarak. Ketika seorang reporter pria bertanya tentang cara mengurangi pembeli yang datang ke supermarket, Matsui justru melontarkan pernyataan tentang perilaku belanja yang membedakan gender sehingga memicu kontroversi.
"Ketika seseorang perempuan pergi (berbelanja) itu akan memakan waktu. Namun, jika Anda (laki-laki) diminta untuk membeli ini atau itu, Anda langsung membelinya dan pulang. Tidak masalah bagi laki-laki untuk berbelanja sambil menghindari kontak langsung," ujar Matsui.
Selain itu, Matsui juga mengatakan, pasangan yang sudah menikah sebaiknya tidak pergi berbelanja secara bersama-sama. Pernyataan ini menuai kritik di Twitter. Warganet mengatakan bahwa Matsui telah melontarkan komentar yang sangat seksisme.
Seorang pengguna Twitter menyebut pernyataan itu menunjukkan bahwa politikus tidak berpikir jauh tentang pengasuhan, pekerjaan rumah tangga, dan perawatan. "Ketika saya mendengar komentar seperti ini, saya merasa orang-orang dengan beragam latar belakang perlu untuk berpartisipasi dalam politik," kata pengguna itu.
Pada Kamis lalu, Matsui mengatakan, orang-orang harus membatasi seberapa sering mereka pergi ke supermarket untuk berbelanja. Dia menyarankan agar mereka yang lahir pada tanggal genap pergi berbelanja di tanggal genap. Sementara itu, mereka yang lahir pada tanggal ganjil harus pergi berbelanja saat tanggal ganji.
Osaka menjadi prefektur kedua setelah Tokyo dengan jumlah kasus infeksi virus corona terbanyak. Pada Jumat (24/4) pagi, Osaka mencatat 1.500 kasus virus corona.