REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Pakistan menggunakan sistem pelacak untuk mencegah penyebaran virus corona jenis baru atau Covid-19. Sistem pelacak yang dikembangkan oleh badan intelijen Pakistan tersebut biasanya digunakan untuk memerangi terorisme.
Inter-Services Intelligence (ISI) Pakistan mendukung pemerintah untuk melacak orang-orang yang pernah melakukan kontak langsung dengan pasien virus corona. Perdana Menteri Imran Khan mengatakan, ISI memiliki sistem yang sangat bagus untuk melakukan pelacakan.
"Awalnya digunakan melawan terorisme, tetapi sekarang berguna untuk melawan virus korona," ujar Khan, dilansir Aljazirah.
Khan mengatakan, sistem lacak tersebut sangat efektif sehingga diharapkan jumlah kasus infeksi virus corona bisa berkurang, dan aktivitas bisnis dapat dibuka kembali. Jumlah kasus infksi virus corona di negara itu telah meningkat pada pekan ini yakni sebanyak 11.115, dengan 237 kematian. Sementara, jumlah yang pulih mencapai 2.527.
"Sistem pelacakan itu adalah cara yang terbaik (untuk memerangi) virus, dan ini adalah satu-satunya cara jika Anda ingin kembali membuka aktivitas bisnis," kata Khan.
Pemerintah Pakistan mulai melonggarkan lockdown pada pekan lalu. Hal itu membuat sektor ekonomi kembali bergerak untuk mencegah meningkatnya pengangguran. Pemerintah juga telah meluncurkan paket stimulus ekonomi senilai 8 miliar dolar AS, termasuk dana untuk keluarga berpenghasilan rendah yang disalurkan melalui dana hibah. Sejauh ini pemerintah telah menyalurkan 390 juta dolar AS untuk lebih dari 5,2 juta orang berpenghasilan rendah.