REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Badan Pembangunan Internasional AS telah bergerak untuk memblokir secara agresif distribusi dana bantuan terkait wabah Covid-19 ke seluruh jalur Gaza. Pemblokiran bantuan ini dilakukan karena khawatir uang itu jatuh ke tangan kelompok Hamas Palestina.
"Pemerintahan Trump tidak mendukung bantuan ke Gaza. Ada pemerintahan Hamas di Gaza. Mereka menunjukkan tidak tertarik untuk terlibat dengan kami. Tidak ada minat dalam perdamaian dengan Israel," kata seorang pejabat senior AS seperti dikutip laman New York Post, Ahad (26/4).
Terlebih pada kenyataannya mereka terus menembakkan roket Israel secara teratur meski memiliki kasus virus corona di Gaza. Masalah pendanaan untuk Gaza mencuat setelah AS menjanjikan lima juta dolar AS untuk membantu Palestina dalam menghadapi pandemi Covid-19.
Duta Besar AS untuk Israel, David Friedman, pada 16 April lalu mengungkapkan sangat senang AS menyediakan lima juta dolar untuk rumah sakit dan rumah tangga Palestina. Bantuan disebut untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan segera dan menyelamatkan jiwa dalam memerangi Covid-19.
Dia memuji AS sebagai donor bantuan kemanusiaan top dunia karena berkomitmen untuk membantu rakyat Palestina dan lainnya di seluruh dunia dalam krisis ini. Rencana distribusi tersebut saat ini menyerukan USAID untuk mendistribusikan dana sepenuhnya ke Tepi Barat, yang diperintah oleh Otoritas Palestina yang relatif lebih moderat yang dipimpin oleh Mahmoud Abbas.
Dilansir kantor berita Wafa, pada Sabtu (25/4) waktu setempat 11 kasus baru virus corona dikonfirmasikan terjadi di Tepi Barat dan Yerusalem Timur. Dengan demikian total kasus Covid-19 di Palestina menjadi 495. Hal ini disampaikan Menteri Kesehatan Palestina Mai Alkaila.
Alkaila mengatakan sembilan dari kasus tersebut terdaftar di kamp pengungsi Shuafat di Yerusalem Timur yang diduduki. Dua kasus lainnya adalah keluarga seorang perawat laki-laki yang tertular penyakit selama bekerja di Rumah Sakit Augusta Victoria di Yerusalem. Dua pemulihan dikonfirmasi sehingga total kasus sembuh menjadi 105.
Sementara 328 kasus masih dalam perawatan, termasuk 251 kasus di Yerusalem Timur dan 122 di pinggiran kota. Kasus-kasus di Yerusalem Timur yang diduduki merupakan 60 persen dari total kasus di Palestina, dengan 26 pasien adalah anak-anak di bawah usia sembilan tahun.
Sebanyak 74 persen kasus di Tepi Barat sampai saat ini adalah pekerja di Israel dan orang-orang yang berinteraksi dengan mereka dan terinfeksi. Sebanyak 28.500 tes corona telah dilakukan sejak pecahnya pandemi di Palestina pada awal Maret.