REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Jerman mengubah sikap mereka mengenai jenis teknologi telepon pintar yang akan digunakan untuk melacak infeksi virus corona. Teknologi itu didukung Apple dan Google serta banyak negara Eropa lainnya.
Kepada surat kabar Jerman Welt am Sonnta, Menteri Kantor Kanselir Helge Braun dan Menteri Kesehatan Jens Spahn mengatakan pemerintah Jerman akan mengadopsi pendekatan 'desentralisasi' dalam melacak kontak digital virus corona, meninggalkan kebijakan alternatif domestik. Semakin banyak negara yang mengembangkan aplikasi untuk menilai skala risiko penularan virus corona atau Covid-19. Rantai penularan penyakit seperti flu ini sulit diputus karena tidak semua orang yang terjangkit merasakan gejalanya.
Sebagian besar negara di Eropa memilih teknologi 'jabat tangan' digital antara perangkat melalui bluetooth sebagai pendekatan terbaik. Tapi perdebatan muncul dalam isu di mana aplikasi tersebut menyimpan kontak, di server pusat atau di perangkat individu.
Baru-baru ini, Jerman mendukung inisiatif yang disebut Pan-European Privacy-Preserving Proximity Tracing (PEPP-PT). Pendekatan yang lebih tersentralisasi dalam pelacakan pasien virus corona.
Dalam sebuah surat terbuka ratusan ilmuwan mengecam inisiatif tersebut. Mereka menilai inisiatif itu akan membuka pengawasan negara terhadap individu.
"Kami akan mendukung arsitektur terdesentralisasi yang hanya menyimpan kontak di perangkat tersebut, itu bagus untuk kepercayaan," kata Braud di stasiun televisi ARD, Ahad (26/4).
Walaupun teknologi pelacakan kontak telepon pintar melalui Bluetooth belum diuji coba dan baru digunakan oleh Singapura yang menggunakannya secara sederhana, tapi teknologi ini sudah mendefinisikan ulang hubungan antara negara dan individu. Aplikasi itu akan menilai jarak dan lama kontak antara orang. Seseorang yang dinyatakan positif Covid-19 akan memberitahu orang-orang yang sempat melakukan kontak dengannya untuk menghubungi dokter, dites, atau melakukan isolasi mandiri.
Salah satu anggota PEPP-PT dari Jerman yaitu Fraunhofer HHI research institute dikeluarkan dari proyek tersebut. Hal itu diketahui berdasarkan korespondensi internal lembaga penelitian tersebut.
"Proyeknya akan diserahkan dan pihak lain akan menggunakan hasil yang telah kami raih sejauh ini untuk membangun solusi yang lebih terdesentralisasi," kata kepala Fraunhofer HHI Thomas Wiegand pada rekan-rekannya.
Jerman mengubah sikap mereka tentang teknologi pelacakan virus corona, setelah pada bulan lalu Apple dan Google mengatakan akan membangun piranti baru untuk mendukung pelacakan kontak yang terdesentralisasi. Terutama iPhone dari Apple akan mengajukan pengaturannya yang hanya dapat berjalan baik dengan protokol desentralisasi seperti DP-3T, protokol yang dikembangkan sebuah tim dari Swiss dan didukung pemerintah Swiss, Austria dan Estonia.
Pihak berwenang kesehatan ingin mendapatkan wawasan baru tentang penularan virus corona. Mereka berharap dapat menggunakan pelacakan digital untuk membantu tim sosialisasi risiko penularan yang sudah ada.