REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Israel mengizinkan beberapa bisnis untuk kembali beroperasi pada Ahad. Pemerintah juga sedang mempertimbangkan untuk membuka sekolah sebagai bagian dari pelonggaran lockdwon dan mengurangi pembatasan.
Setelah ditutup selama berminggu-minggu, sejumlah pertokoan di Israel mulai dibuka. Namun, mal dan pasar tetap dilarang untuk beroperasi untuk mencegah kerumunan warga. Sementara, restoran juga dibuka namun hanya melayani pesanan untuk dibawa pulang dan layanan pengantaran.
Sejumlah pemilik toko di pasar Mahane Yehuda yang populer di Yerusalem, para pedagang menggelar aksi protes. Mereka yang marah karena toko mereka tidak mendapatkan izin untuk dibuka kembali. Mereka sempat bentrok dengan polisi, namun dilaporkan tidak ada yang terluka dan tidak ada penangkapan.
"Tidak ada gunanya toko atau bahan makanan dibuka di sekitar sudut dari pasar Mahane Yehuda sementara pasar ini tetap ditutup," kata salah satu pedagang Tali Friedman.
Israel mengkonfirmasi 15.443 kasus infeksi virus korona dengan 201 kematian. Perdana Menteri Benjamin Netanyahu akan membicarakan mengenai rencana untuk membuka kembali sekolah. Kementerian Pendidikan telah mengusulkan bahwa jika tahun ajaran dimulai kembali, maka akan dimulai pada musim panas untuk menggantikan waktu yang hilang.
Pelonggaran pembatasan dapat diberlakukan lagi, jika terjadi peningkatan kasus baru. Direktur Jenderal Kementerian Kesehatan, Moshe Bar Siman Tov mengatakan, masyarakat harus tetap mengikuti aturan untuk menjaga jarak dan mengenakan masker ketika pelonggaran lockdown diberlakukan.
"Jika kita mengikuti tiga aturan, yakni mengenakan masker, menjaga jarak sosial dan menjaga kebersihan, saya yakin kita akan berhasil mencegah penyebaran penyakit ini," ujar Tov.