REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA - Direktur Program Pangan Dunia PBB (WFP) David Beasley memperingatkan bahwa akan ada 300 ribu orang mati kelaparan setiap harinya selama tiga bulan jika krisis pandemi Covid-19 menghentikan WFP menjangkau dan memberikan persediaan pangan. Bantuan ketersediaan pangan sangat penting bagi negara-negara kekurangan pangan.
Dalam sebuah wawancara dengan kantor berita Associated Press, Beasley mengatakan, pihaknya telah memberi tahu para pemimpin negara donor bahwa menjaga rantai pasokan makanan sangatlah penting. Tentu ada banyak kendala potensial terlebih pada masa pandemi ini termasuk pembatasan ekspor, perbatasan dan pelabuhan yang ditutup, pertanian yang tidak berproduksi, serta jalan yang ditutup.
Menurut Beasley, dia telah menghabiskan berjam-jam setiap harinya berbicara dengan para pejabat di negara-negara donor untuk mengupayakan agar donasi tetap datang. Dia khawatir masalah-masalah ekonomi yang parah akibat dampak pandemi Covid-19 bakal mengakibatkan pemotongan pendanaan pada saat yang sama dengan resesi global besar.
Dukungan untuk WFP datang dari Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Uni Eropa, Jepang, dan negara-negara makmur lainnya. "Jika ekonomi mereka memburuk secara substansial, itu berdampak pada keuangan kita. Itu berdampak pada ekonomi lokal di negara-negara berkembang dalam berbagai cara berbeda," ujar Beasley dikutip laman Guardian, Senin (27/4).
Menurut Beasley, 821 juta orang tidur dalam keadaan kelaparan setiap malam di seluruh dunia. Prakiraan WFP sebanyak 135 juta orang lagi menghadapi tingkat kelaparan atau lebih buruk.
WFP menyediakan makanan untuk hampir 100 juta orang pada hari tertentu, termasuk sekitar 30 juta orang yang benar-benar bergantung pada badan PBB itu untuk tetap hidup. Jika 30 juta orang itu tidak dapat terhubung dengan bantuan, analisis WFP menunjukkan bahwa 300 ribu orang dapat mati kelaparan setiap hari selama periode tiga bulan. Jumlah itu tidak termasuk peningkatan kelaparan karena virus.
"Dalam skenario terburuk, kita bisa melihat kelaparan di sekitar puluhan negara dan di 10 dari mereka sudah ada lebih dari 1 juta orang per negara di ambang kelaparan," katanya.