REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL — Media Pemerintah Korea Utara (Korut) melaporkan pemimpin Kim Jong-un telah kembali melanjutkan pekerjaan terkait urusan negara secara normal. Hal itu juga disampaikan oleh Menteri Unifikasi Kim Yeol-chul di tengah-tengah rumor dan spekulasi mengenai kesehatan Kim Jong-un yang memburuk dan dikatakan telah meninggal dunia.
Kim Jong-un tidak tampil di depan publik selama sekitar dua pekan. Ia terakhir kali terlihat dalam pertemuan biro politik Partai Buruh pada 11 April. Sejak itu, ia melewatkan berbagai acara penting kenegaraan, termasuk acara peringatan ulang tahun pendiri Korut Kim Il Sung yang juga merupakan kakeknya pada 15 April.
Meski demikian, media Korut tetap melaporkan jadwal rutin harian Kim Jong-un. Kim Yeon-chul mengatakan bahwa hal itu menunjukkan bahwa pemimpin berusia 36 tahun tersebut tetap melakukan kegiatan kenegaraan secara normal.
Kantor Berita Pusat Korut juga mengatakan pada Senin (27/4) malam bahwa Kim Jong-un mengirim pesan telegram ucapan selamat kepada presiden Afrika Selatan. Hal itu merupakan laporan mengenai salah satu tugas kepemimpinannya.
Rumor mengenai kesehatan Kim Jong-un yang memburuk terus berkembang dan memicu berbagai spekulasi mengenai masa depan politik Korut yang mungkin tidak jelas karena garis suksesi yang belum ada. Selama tujuh dekade, negara itu dipimpin oleh keturunan Kim Il Sung.
Kim Jong-un merupakan generasi ketiga dari keluarganya yang memerintah Korut. Kultus kepribadian yang kuat telah dibangun di sekelilingnya, sang ayah dan kakek. Garis keturunan keluarga "Paektu", dinamai berdasarkan puncak tertinggi di Semenanjung Korea, dikatakan hanya memberi anggota keluarga langsung hak untuk memerintah bangsa.
Hal itu membuat adik perempuan Kim Jong-un, Kim Yo Jong, menjadi kandidat terkuat yang paling mungkin meneruskan kekuasaan jika sang kakak tidak mampu untuk memimpin Korut karena sakit atau meninggal. Namun, beberapa ahli mengatakan, kepemimpinan kolektif, yang dapat mengakhiri aturan dinasti keluarga, juga bisa dimungkinkan.
Laporan media yang belum dikonfirmasi sempat menyebutkan bahwa Kim Jong-un dalam kondisi bahaya setelah menjalani operasi kardiovaskular. Namun, sejumlah negara, termasuk Korea Selatan (Korsel), meragukan klaim tersebut dan mengatakan bahwa belum ada tanda tidak biasa yang terdereksi dari Korut.
Selain itu, ada laporan yang menunjukkan Kim Jong-un berada di Wonsan, sebuah kota di pesisir timur Korut. Situs pemantau dari Amerika Serikat (AS) melaporkan bahwa citra satelit komersial menunjukkan sebuah kereta yang kemungkinan milik Kim Jong-un terlihat di wilayah tersebut setidaknya sejak 21 April.