REPUBLIKA.CO.ID, BUENOS AIRES — Pemerintah Argentina telah melarang semua penerbangan komersial dari dan ke negaranya hingga 1 September mendatang. Hanya kargo dan pesawat dengan misi repatriasi warga yang diizinkan melintas. Hal itu dilakukan untuk menekan peningkatan kasus Covid-19.
Pemerintahan Presiden Alberto Fernandez dalam keterangannya pada Senin (27/4) mengatakan pihaknya akan menangguhkan penjualan tiket untuk semua penerbangan komersial dari dan ke Argentina. “Masalahnya adalah maskapai penerbangan menjual tiket tanpa memiliki izin untuk melakukan perjalanan ke Argentina,” kata seorang juru bicara Alberto Fernandez dikutip laman the Independent.
Pemerintah Argentina memperingatkan mereka yang mengabaikan aturan akan didenda. Keputusan yang ditandatangani Otoritas Penerbangan Sipil Nasional Argentina itu dianggap sebagai salah satu larangan perjalanan terkait Covid-19 terketat di dunia.
Namun kelompok-kelompok industri mengkritik langkah tersebut. Menurut mereka keputusan Argentina mengancam ratusan ribu pekerjaan. The Latin American and Caribbean Air Transport Association (ALTA), kelompok yang melakukan lobi atas nama maskapai penerbangan Amerika Latin, turut menyuarakan penentangan.
“Resolusi itu (larangan semua penerbangan komersial) tidak dibagikan atau disepakati dengan industri dan lebih jauh, bertentangan upaya semua aktor di sektor ini,” kata ALTA dalam sebuah pernyataan.
ALTA menyebut ribuan pekerjaan berisiko terdampak keputusan Argentina. “Kami memahami situasi rumit yang dihadapi pemerintah (Argentina) dan prioritas nomor satu adalah untuk menjamin kesehatan serta keselamatan penduduk. Namun kami melihatnya sebagai tanggung jawab kami untuk mengungkapkan keprihatinan mendalam industri mengenai resolusi ini, terutama karena tidak ada konsultasi yang dilakukan,” kata ALTA, dilaporkan laman CNBC.
Menurut ALTA banyak perusahaan yang terlibat dalam sektor penerbangan tidak akan dapat bertahan jika Argentina benar-benar menerapkan larangan sesuai rencana. “Oleh karena itu kami mengulangi seruan untuk dialog tepat waktu dengan otoritas terkait guna memastikan kelangsungan sektor ini, untuk mendukung kesejahteraan sosial-ekonomi negara secara keseluruhah,” ucapnya.
Menurut data yang dihimpun John Hopkins University, hingga Selasa pagi Argentina memiliki 4.003 kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 197 jiwa. Pemerintah Argentina telah memperpanjang lockdown hingga 10 Mei mendatang.