REPUBLIKA.CO.ID, WELLINGTON -- Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengatakan, Ratu Elizabeth ingin mengetahui bagaimana upaya Selandia Baru mencegah penyebaran virus corona yang menjadi pandemi global. Hal tersebut disampaikan oleh Ardern setelah dia berbicara dengan Ratu Elizabeth pada Rabu (29/4).
"Yang Mulia benar-benar tertarik untuk mengetahui bagaimana kami melakukannya dan berbesar hati untuk mengetahui bahwa kami baik-baik saja," ujar Ardern.
Selandia Baru berhasil menekan angka kasus infeksi dan kematian akibat virus corona dengan sangat baik. Negara Pasifik itu mengonfirmasi 1.126 kasus infeksi virus corona dengan 19 kematian.
Sejak awal, Selandia Baru memberlakukan lockdown atau karantina nasional dengan sangat ketat selama lebih dari satu bulan. Di bawah kebijakan tersebut, seluruh kantor, sekolah, mal, restoran, taman, dan area publik lainnya ditutup. Seluruh warga diperintahkan untuk tetap tinggal di rumah selama lockdown berlangsung.
Pada Selasa lalu, Pemerintah Selandia Baru telah melonggarkan penerapan lockdown. Ardern sebelumnya mengatakan bahwa Selandia Baru telah berhasil mengeliminasi penyebaran virus corona.
Ardern menjelaskan, sejauh ini tidak ada transmisi virus corona yang meluas dan terdeteksi di Selandia Baru. Dia mengeklaim telah memenangkan pertempuran melawan virus tersebut. "Ketika saya berbicara tentang eliminasi, itu tidak berarti nol kasus. Itu berarti nol toleransi untuk kasus," ujar Ardern.
Seorang ahli mikrobiologi di Universitas Auckland, Siouxsie Wiles, memperingatkan jika pemberlakuan lockdown dicabut dengn cepat, virus dikhawatirkan dapat kembali menyebar. Dia khawatir Selandia Baru akan menghadapi gelombang kedua virus corona.
"Jika kita membalikkan punggung kita sebentar, kita akan berada di jalur menuju wabah yang serius lagi. Kami telah melihat ini terjadi di luar negeri," kata Wiles dalam sebuah kolom di situs berita daring the Spinoff.