REPUBLIKA.CO.ID, PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong-un disebut sedang menghindar dari pandemi virus corona. Hal ini disampaikan oleh pejabat Korea Selatan (Korsel) dan Amerika Serikat (AS).
Hingga kini, Korut belum mengidentifikasi kasus infeksi virus corona meski berbatasan dengan China. Spekulasi mengenai keberadaan Kim bermula ketika dia tidak menghadiri peringatan ulang tahun pendiri Korut sekaligus kakeknya Kim Il-sung pada 15 April.
Menteri Unifikasi Korsel, Kim Yeon-chul mengatakan, sangat masuk akal jika Kim tidak hadir dalam peringatan tersebut sebagai sebuah tindakan pencegahan pandemi virus corona. "Saya pikir itu sangat tidak biasa mengingat situasi saat ini," ujar Yeon-chul dilansir Guardian.
Yeon-chul mengatakan, sebelumnya pada pertengahan Januari Kim juga tidak muncul di depan publik selama hampir tiga pekan. Kim terakhir kali terlihat di depan umum pada 11 April ketika ia memimpin pertemuan politbiro. Sejak saat itu, media pemerintah tidak menerbitkan satu pun foto Kim. Namun, mereka tetap menuliskan laporan kegiatan rutin Kim, termasuk pesan diplomatik kepada sejumlah pemimpin dunia lainnya.
Perwakilan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk Korut, Edwin Salvador, mengatakan pada 17 April negara tersebut telah melakukan pengujian virus corona terhadap 740 orang dan hasilnya negatif. Sejak awal pandemi virus corona, Korut telah menutup perbatasan dengan China, termasuk mengkarantina ribuan orang dan mengurangi acara publik.
Salvador mengatakan, Korut telah membebaskan lebih dari 25.000 orang yang dikarantina sejak akhir Desember. Sebagian besar orang yang menjalani karantina adalah staf kedutaan asing di Korut.
Jiro Ishimaru, yang mengepalai situs web Asia Press yang berbasis di Osaka dan mengoperasikan jaringan jurnalis warga di Korut, menyatakan konfirmasi bahwa Kim dalam isolasi akan membuktikan bahwa virus telah menyebar di dalam negeri. Banyak pihak yang skeptis bahwa Korut bebas dari pandemi virus corona.
"Saya tidak berpikir dia sudah mati. Jika itu masalahnya akan ada lebih banyak gerakan yang dapat diidentifikasi. Satu teori adalah bahwa dia sendiri yang terinfeksi virus atau orang-orang di sekitarnya memilikinya dan dia menghindar," ujar Ishimaru.
Sebelumnya, sebuah gambar satelit yang ditinjau oleh proyek pemantauan Korut yang berbasis di Washington melihat sebuah kereta api khusus yang diduga milik Kim. Kereta api khusus itu berada di sebuah resor. Proyek pemantauan 38 North mengatakan bahwa kereta api itu diparkir di Wonsan pada 21 April dan 23 April. Stasiun tersebut khusus digunakan bagi keluarga Kim.
Ishimaru mengatakan ada kemungkinan bahwa pemerintahan Kim sengaja mengirim kereta ke Wonsan dan tampak di citra satelit agar dilihat oleh para analis. Hal ini untuk memberikan kesan bahwa Kim sedang beristirahat sejekan, namun pada kenyataannya dia mengisolasi diri di tempat lain.
"Semua perhatian ada pada Wonsan, tapi ada kemungkinan dia membodohi semua orang," kata Ishimaru.
Kepala Eksekutif Korea Risk Group, Chad O'Carroll mengatakan, bukti apa pun yang menyatakan bahwa Kim sedang mengisolasi diri dari virus korona akan menjadi kebocoran media. Karena, Korut telah berhasil mengelola krisis virus korona dengan sempurna.