REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo kembali mendesak China untuk membuka akses ke laboratorium virologi di Wuhan. Dia menyebut dunia perlu memahami bagaimana pandemi Covid-19 bermula.
"Kami masih belum mendapatkan akses. Dunia belum memperoleh akses ke WIV (Wuhan Institute of Virology) di sana. Kita tidak tahu persis dari mana virus ini berasal," kata Pompeo dalam sebuah konferensi pers di Departemen Luar Negeri AS pada Rabu (29/4).
Dia menyebut kekhawatiran AS terkait keamanan laboratorium di China tetap ada. "Ada beberapa laboratorium yang terus melakukan pekerjaan. Kami pikir, pada patogen menular di China hari ini dan kami tidak tahu apakah mereka beroperasi pada tingkat keamanan untuk mencegah hal ini terjadi lagi," ujarnya.
Pompeo ingat bahwa Partai Komunis China pernah mengatakan ingin menjadi mitra AS. "Ada kewajiban berkelanjutan dari pihak mitra tepercaya untuk berbagi informasi ini," katanya.
Dia menekankan, AS dalam periode waktu cukup lama berusaha membantu negara-negara di seluruh dunia yang melakukan riset atau penelitian patogen menular. "Kami melakukan ini, tidak hanya di China. Namun, kami mencoba membawa keahlian kami dari National Institutes of Health, dari CDC (Centers for Disease Control and Prevention), untuk mencegah hal seperti ini," ujar Pompeo.
AS telah menyerukan penyelidikan internasional untuk mengungkap asal-usul virus corona baru SARS-Cov-2 penyebab Covid-19. Ia menilai China belum sepenuhnya terbuka dalam memberikan informasi terkait hal tersebut. Pompeo bahkan menduga bahwa virus berasal dari WIV.
Direktur WIV Yuan Zhiming telah membantah tudingan Pompeo. Menurut dia, tak ada bukti yang mendukung dugaan bahwa SARS-Cov-2 berasal dari laboratorium yang dipimpinnya. Yuan menyebut WIV dikelola dengan baik seperti laboratorium di Eropa dan AS.
“Saya pikir itu bisa dimengerti bagi orang-orang membuat hubungan itu. Namun, adalah langkah jahat, sengaja menyesatkan orang-orang untuk berpikir bahwa virus itu lolos dari laboratorium (kami di Wuhan),” kata dia saat diwawancarai stasiun televisi yang dikelola Pemerintah China, CGTN, pada 18 April lalu.
Menurut Yuan, pihak-pihak yang menuding bahwa SARS-Cov-2 berasal dari WIV tak memiliki bukti untuk mendukung argumentasinya. “Mereka mendasarkannya sepenuhnya pada spekulasi mereka sendiri,” ujarnya.
Dia mengaku telah mengelola biosafety laboratorium dan proyek penelitian ilmiah selama bertahun-tahun. “Saya tahu itu tidak mungkin (virus berasal dari laboratorium). Namun, saya juga yakin bahwa selama pandemi berlanjut, spekulasi dan ketidakharmonisan seperti ini tidak akan pudar,” kata Yuan.