REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pihak berwenang Malaysia menangkap migran yang tidak memiliki dokumen sebagai bagian dari upaya untuk mencegah penyebaran virus corona. Ratusan migran ilegal dan pengungsi telah ditahan di Kuala Lumpur.
Pihak berwenang mengatakan, sekitar 586 migran tak berdokumen ditangkap di sebuah pusat kota yang terkenal sebagai tempat tinggal orang asing. Mereka yang ditahan termasuk anak-anak muda dan pengungsi etnis Rohingya dari Myanmar. Kantor berita Bernama melaporkan, operasi penangkapan itu bertujuan untuk mencegah migran yang tidak berdokumen melakukan perjalanan ke daerah lain di tengah karantina nasional.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mendesak Malaysia agar tidak menahan para migran dan membebaskan anak-anak. PBB memperingatkan bahwa pusat-pusat penahanan migran yang penuh sesak berisiko tinggi meningkatkan penyebaran virus korona.
"Penangkapan dan penahanan dapat mendorong kelompok populasi rentan ini untuk bersembunyi dan mencegah mereka mencari pengobatan, dengan konsekuensi negatif bagi kesehatan mereka sendiri dan menciptakan risiko lebih lanjut terhadap penyebaran Covid-19 kepada orang lain," kata PBB dalam sebuah pernyataan.
Penangkapan tersebut menyusul kemarahan publik dalam beberapa hari terakhir atas kehadiran orang asing migran, khususnya pengungsi Rohingya. Sejumlah pihak di Malaysia menuding mereka telah menyebarkan virus korona dan menjadi beban negara.
Malaysia memiliki sekitar 2 juta pekerja asing terdaftar, tetapi pihak berwenang memperkirakan jumlah migran ilegal lebih banyak daripada jumlah pekerja asing yang terdaftar secara resmi. Menteri Keamanan Ismail Sabri Yaakob mengatakan, semua migran ilehal yang ditahan telah diperiksa dan dinyatakan negatif Covid-19. Mereka akan dikirim ke pusat penhanan imigrasi untuk menunggu tindakan lebih lanjut.
"Meskipun para migran itu hidup di bawah karantina nasional, kehadiran mereka di sini masih ilegal. Tidak ada kekerasan terhadap para migran ini karena mereka telah dijaga dengan baik, tetapi tindakan masih harus diambil terhadap mereka di bawah hukum," ujar Ismail Sabri.
Malaysia melaporkan 6.176 kasus virus corona dengan 103 kematian. Perdana menteri Malaysia telah mengumumkan pelonggaran lockdown dan sebagian besar aktivitas perekonomian akan dibuka kembali mulai Senin pekan depan.