REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN - Iran akan kembali membuka masjid-masjid dan sekolah-sekolah di daerah-daerah yang telah terbebas dari Covid-19. Presiden Iran Hassan Rouhani mulai melonggarkan pembatasan yang sebelumnya ditujukan untuk mengendalikan penularan wabah tersebut di seluruh negeri.
"Masjid akan dibuka kembali di 132 kota berisiko rendah atau 'kota putih' dan kota-kota bebas corona lain mulai Senin. Khotbah sholat Jumat akan dilanjutkan di daerah-daerah tersebut. Namun, semua langkah ini akan diambil dengan menghormati protokol kesehatan," kata Rouhani dalam pertemuan yang disiarkan televisi dikutip kantor berita Reuters, Ahad (3/5).
Kementerian kesehatan Iran telah membagi negara itu menjadi wilayah putih, kuning, dan merah berdasarkan jumlah infeksi dan kematian akibat virus corona. Iran secara bertahap telah mencabut larangan perjalanan antar kota dan mal.
Pemerintah negeri para mullah tersebut kembali melanjutkan perekonomiannya dengan membuka pusat-pusat perbelanjaan besar. Hal itu dilakukan meskipun ada peringatan dari beberapa pejabat kesehatan tentang gelombang infeksi baru.
Penutupan sekolah dan universitas di beberapa wilayah masih dipertahankan. Pertemuan budaya dan olahraga juga masih dilarang meskipun Rouhani mengatakan rencananya beberapa sekolah akan segera dibuka kembali. "Sekolah-sekolah di daerah putih dan berisiko rendah akan dibuka kembali mulai 16 Mei. Namun, kami akan terus meninjau situasinya," katanya.
Sejak pertengahan Maret, seluruh masjid ditutup dan pertemuan keagamaan dilarang di negara Timur Tengah yang paling parah dilanda wabah virus corona ini. Bulan Ramadhan ini orang-orang Iran beralih beribadah secara drive thru. TV pemerintah dan beberapa video yang beredar di media sosial menunjukkan orang-orang di mobil mereka menonton upacara keagamaan di layar lebar di sebuah parkir mobil di Teheran.
Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa lintasan infeksi telah memulai tren penurunan bertahap di Iran. Kementerian mencatat jumlah kematian akibar virus corona sebanyak 6.156 jiwa, dengan jumlah total kasus yang didiagnosis telah mencapai 96.448.