Senin 04 May 2020 15:39 WIB

Taliban Serang Pusat Militer di Afghanistan

Taliban mengaku bertanggungjawab atas serangan di sebuah pusat militer Afghanistan

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
 Polisi Afghanistan berdiri di sebuah bangunan yang hancur akibat serangan Taliban. Taliban mengaku bertanggungjawab atas serangan di sebuah pusat militer Afghanistan. Ilustrasi.
Foto: Reuters
Polisi Afghanistan berdiri di sebuah bangunan yang hancur akibat serangan Taliban. Taliban mengaku bertanggungjawab atas serangan di sebuah pusat militer Afghanistan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL - Taliban pada Senin mengaku bertanggungjawab atas serangan di sebuah pusat militer di bagian selatan Provinsi Helmand, Afghanistan. Lokasi penyerangan adalah di mana sedikitnya 150 anggota tentara dan sayap intelijen Afghanistan ditempatkan.

Pengeboman itu terjadi pada Ahad (3/5) malam, menurut pejabat pemerintah dan Taliban." Puluhan anggota pasukan musuh tewas dan terluka dalam serangan itu," kata Qari Yousuf Ahmedi, juru bicara kelompok garis keras itu dalam sebuah pernyataan.

Baca Juga

Kementerian Pertahanan membenarkan ledakan itu dan mengatakan salah satu anggota tentara terluka. Dalam dua bulan terakhir, banyak pasukan Afghanistan telah menjadi korban.

Kekerasan tersebut menimbulkan ancaman langsung terhadap kesepakatan perdamaian yang rapuh antara Amerika Serikat (AS) dan Taliban, yang ditandatangani pada Februari, karena militer Afghanistan dipaksa untuk memerangi Taliban dengan hanya sedikit dukungan dari AS.

Seorang perwira intelijen yang selamat dari serangan di pusat militer itu mengatakan kepada Reuters bahwa gerilyawan meledakkan bom truk di dekat fasilitas Direktorat Keamanan Nasional (NDS) dan pasukan Angkatan Darat. Berbicara dengan syarat anonim karena sensitivitas masalah ini, pejabat itu mengatakan dia membantu menarik setidaknya 18 mayat dari lokasi ledakan pada Ahad malam.

Dalam insiden terpisah, polisi di Provinsi Paktika mengatakan sedikitnya 20 orang terluka ketika pejuang Taliban melemparkan granat tangan ke sebuah masjid di distrik Khayerkot pada Ahad malam.

AS mencatat peningkatan serangan Taliban terhadap pasukan Afghanistan pada Maret setelah menandatangani perjanjian damai dengan kelompok pemberontak, kata kantor pengawas pemerintah dalam sebuah laporan pekan lalu. Kondisi ini bertentangan dengan harapan bahwa perjanjian damai tersebut akan mengurangi kekerasan di negara yang terkoyak oleh perang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement