Selasa 05 May 2020 08:50 WIB

Petugas Toko Ditembak Usai Tegur Konsumen tak Pakai Masker

Masker wajib digunakan untuk memutus rantai penularan virus corona.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolandha
Seorang memakai masker (ilustrasi).Seorang petugas keamanan toko Family Dollar di Michigan, Amerika Serikat (AS) ditembak hingga tewas setelah melarang masuk konsumen yang tidak memakai masker.
Foto: Charles Platiau/Reuters
Seorang memakai masker (ilustrasi).Seorang petugas keamanan toko Family Dollar di Michigan, Amerika Serikat (AS) ditembak hingga tewas setelah melarang masuk konsumen yang tidak memakai masker.

REPUBLIKA.CO.ID, FLINT -- Seorang petugas keamanan toko Family Dollar di Michigan, Amerika Serikat (AS) ditembak hingga tewas setelah melarang masuk konsumen yang tidak memakai masker. Calvin Munerlyn ditembak pada Jumat (1/5) lalu di Family Dollar tempat ia bekerja. Seorang perempuan Shermel Teague, putra dan suaminya didakwa pasal pembunuhan. 

Jaksa Genesee County David Leyton mengatakan peristiwa ini bermula ketika Munerlyn melarang putri Teague masuk ke Family Store karena ia tidak memakai masker. Masker wajib digunakan untuk memutus rantai penularan virus corona.

Sebelum meninggalkan toko tersebut Teague dan Munerlyn sempat berdebat. Tak lama kemudian, suaminya Larry Teague dan putranya Ramonyea Bishop mendatangi Family Dollar yang terletak di pusat kota Flint itu.

Leyton mengatakan Sharmel, Larry Teague dan Bishop didakwa pasal pembunuhan dan kepemilikan senjata api. Leyton menambahkan Larry juga didakwa melanggar perintah eksekutif Gubernur Michigan Gretchen Whitmer yang mewajibkan semua konsumen dan pegawai toko swalayan memakai masker.

Leyton mengatakan saksi melihat Bishop yang menembak Munerlyn di belakang kepalanya. Sharmel Teague sudah ditangkap. Sementara polisi masih mencari suami dan putranya. Tidak ada informasi tentang putri Teague yang tak didakwa dalam penembakan tersebut.  

"Penting untuk menghormati dan mematuhi perintah gubernur dan ada seseorang yang kehilangan nyawa karena hal itu di luar pemahaman," kata Leyton, Selasa (5/5).

Pada Kamis (30/4) lalu pengunjuk rasa mendatangi Capitol Hill dengan senjata api. Mereka meminta agar karantina wilayah untuk menahan laju penyebaran virus corona segera dicabut. Beberapa pengunjuk rasa membawa senjata ke galeri Senat. Beberapa senator mengenakan rompi anti peluru.

"Nada bermusuhan yang telah kami lihat selama beberapa hari terakhir di televisi dan media sosial dapat merasuk ke masyarakat kami dalam cara yang terkadang tidak kami sadari atau antisipasi, keputusan untuk tetap berada di rumah selama kami bisa, mengenakan masker ketika mengunjungi toko dan menjaga jarak satu sama lin harusnya bukan argumen politik," kata Leyton.  

Sebanyak 150 orang menghadiri acara nyala lilin pada Ahad (3/5) lalu. Pada Senin (4/5) sejumlah orang menggelar upacara duka di depan Family Dollar. Ibu Calvin Munerlyn, Bernadett mengatakan ia menginginkan keadilan untuk putranya.

"Mereka tidak harusnya mengambil anak saya dan itu bukan sesuatu yang serius, yang perlu Anda semua lakukan hanya mendengarkan hukum, mendengarkan gubernur, diam di rumah, jika Anda tidak perlu keluar, maka Anda tidak harus memakai masker kecuali Anda mencari kebutuhan pokok, yang anak saya lakukan hanya melakukan pekerjaannya," kata Bernadett. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement