REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Perdana Menteri Selandia Baru Jacinda Ardern mengikuti rapat kabinet Australia pada Selasa (4/5). Dalam rapat itu dibahas tentang pembukaan kembali rute perjalanan udara dan laut antara kedua negara menyusul semakin terkendalinya penyebaran Covid-19 di wilayahnya masing-masing.
"Warga Australia dan Selandia Baru melakukan perjalanan melintasi saluran lebih dari tempat lain. Jadi kita berdua memperoleh keuntungan dari melakukan perjalanan dan beroperasi lagi," kata Ardern kepada awak media di Wellington seusai mengikuti telekonferensi dengan para menteri Australia.
Menurut Ardern informasi lebih lengkap mengenai hal itu akan dirilis seusai kedua belah memperoleh kesimpulan. Namun yang pasti, nantinya kedua negara tidak akan menerapkan peraturan karantina wajib.
“Ketika kami merasa nyaman dan percaya diri bahwa kami berdua tidak akan menerima kasus dari Australia, tetapi sama-sama kami tidak akan mengekspornya, maka itu akan menjadi waktu untuk bergerak. Tidak ada dari kita yang menginginkan kasus Covid datang di antara negara kita,” ujarnya.
Menjelang pertemuan kabinet, Perdana Menteri Negara Bagian New South Wales Gladys Berejiklian mengatakan dia berharap bahwa pusat perjalanan dapat dibentuk antara kedua negara. “Kita tahu bahwa sayangnya perjalanan internasional adalah visi jangka menengah hingga jangka panjang. Jadi jika kita dapat membangun pusat antara Selandia Baru dan Australia, saya pikir itu akan menjadi langkah yang sangat positif," ucapnya.
Chief Executive Qantas Airways Ltd Alan Joyce mengatakan penerbangan reguler antara Australia dan Selandia Baru dapat dimulai segera setelah rute domestik dibuka kembali. “Ini bisa menjadi model yang sangat baik untuk pembukaan pasar internasional secara bertahap," ujarnya.
Australia memiliki sekitar 6.800 kasus Covid-19 dengan 96 korban jiwa. Sementara Selandia Baru mempunyai 1.137 kasus dan 20 kematian. Tingkat kematian akibat virus korona di kedua negara tersebut hanya satu persen, jauh di bawah kebanyakan negara lain.
Selandia Baru tidak melaporkan adanya kasus baru Covid-19 selama dua hari berturut-turut hingga Selasa kemarin. Hal itu menandakan penyebaran virus mulai terkendali.