REPUBLIKA.CO.ID, BERLIN -- Para pimpinan negara bagian di Jerman berencana menyetujui pelonggaran aturan pembatasan sosial saat sesi telekonferensi dengan Kanselir Angela Merkel yang dijadwalkan, Rabu (6/5), kata dua narasumber yang mengetahui persoalan tersebut, Senin (4/5).
Menurut kedua narasumber itu, pimpinan negara bagian diharapkan memberi lampu hijau untuk mengizinkan kembali pertokoan besar beroperasi mulai 11 Mei.
Sejumlah toko berukuran kecil telah kembali buka di Jerman, negara dengan perekonomian terbesar di Eropa. Izin buka itu diberikan selama pelaku usaha dapat menjamin pembeli dapat menjaga jarak demi menekan penyebaran Covid-19.
Negara-negara bagian di Jerman juga akan mengizinkan kompetisi sepak bola Bundesliga kembali berlangsung pada 15 Mei. Pertandingan boleh digelar tanpa disaksikan langsung oleh penonton di stadion, kata dua narasumber itu.
Pada waktu yang sama, pimpinan negara bagian juga akan memperbolehkan kalangan non-profesional dan anak-anak berolahraga di luar ruangan.
Negara-negara bagian di Jerman kemungkinan juga akan setuju membuka kembali sekolah untuk semua kelas secara bertahap. Walaupun demikian, siswa kemungkinan masuk kelas secara bergantian atau tidak setiap hari, tambah mereka.
Para pimpinan itu sadar sesuatu harus dilakukan untuk membuka kembali tempat penitipan anak dan taman kanan-kanak untuk membantu orang tua yang bekerja, kata salah satu narasumber yang menolak disebut namanya.
Jerman berupaya mengembalikan kehidupan masyarakat agar kembali normal setelah pandemi Covid-19. Sejumlah museum dan salon kembali diizinkan beroperasi dengan aturan ketat. Gereja juga membuka kembali pintunya untuk jemaat dan banyak pabrik mobil yang kembali berproduksi.
Namun, setelah Jerman menghentikan sebagian besar aktivitas ekonomi dan dagang selama sebulan akibat Covid-19, banyak politisi mempertanyakan seberapa jauh dan cepat negara itu dapat kembali produktif.
Beberapa kelompok bisnis dan sejumlah pemerintah daerah yang ingin bergerak lebih cepat sempat menekan pemerintah pusat. Akan tetapi, Merkel telah mengingatkan pelonggaran pembatasan terlalu cepat dapat berisiko memicu adanya wabah gelombang kedua.
Jerman diyakini lebih berhasil daripada negara-negara lainnya di Eropa dalam memperlambat penyebaran virus baru corona.
Otoritas setempat memperkirakan tiap 100 pembawa virus rata-rata menularkan ke 74 orang. Sebelumnya, tingkat penularan mencapai 100 orang sehingga banyak pihak mendesak aturan pembatasan baru harus diberlakukan.