Rabu 06 May 2020 06:14 WIB

Dampak Lockdown, Afghanistan Distribusikan Roti Gratis

Lebih dari 250.000 keluarga di ibu kota Kabul menerima roti gratis.

Rep: Dwina Agsutin/ Red: Nora Azizah
Lebih dari 250.000 keluarga di ibu kota Kabul menerima roti gratis (Foto: dampak lockdown di Afghanistan)
Foto: EPA-EFE / MUHAMMAD SADIQ
Lebih dari 250.000 keluarga di ibu kota Kabul menerima roti gratis (Foto: dampak lockdown di Afghanistan)

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Pemerintah Afghanistan mulai mendistribusikan roti gratis kepada ratusan ribu orang di seluruh negeri pada pekan ini. Upaya ini untuk mengatasi pasokan yang telah terganggu selama lockdown dan harga-harga telah melonjak.

Lebih dari 250.000 keluarga di ibu kota Kabul mulai menerima sepuluh roti 'Naan' per hari pada fase pertama. Presiden Mohammad Ashraf Ghani mengatakan, program distribusi roti juga dilakukan di kota-kota lain.

Baca Juga

Ghani menyadari kenaikan harga memukul kondisi warga yang hidup di salah satu negara termiskin di dunia. Hampir lebih dari setengah penduduk Afghanistan hidup di bawah garis kemiskinan. Inflasi Afghanistan mencapai 12,1 persen di April dan inflasi makanan mencapai 27 persen, naik dari 11% sebulan sebelumnya.

"Mengingat tingginya ketergantungan Afghanistan pada makanan impor dan produk non-makanan, gangguan dalam perdagangan sebagai akibat dari penutupan perbatasan dapat memiliki dampak parah pada inflasi domestik," kata ekonom di lembaga pemikir independen Institut Biruni di Kabul, Omar Joya, Rabu (6/5).

Lonjakan harga pangan terjadi sejak menjelang bulan Ramadhan. "Situasi Covid-19 di Afghanistan dengan cepat berubah dari keadaan darurat kesehatan ke krisis pangan dan mata pencaharian," kata wakil direktur negara Program Pangan Dunia perwakilan Afghanistan, Parvathy Ramaswami.

Afghanistan melaporkan memiliki 3.224 kasus positif virus korona, termasuk 95 orang telah meninggal dunia. Virus korona menjadi pukulan keras ketika negara tersebut masih diliputi konflik yang telah bertahun-tahun terjadi.

"Seolah-olah ledakan dan serangan tidak cukup untuk membuat hidup kita sengsara, sekarang kita harus menghadapi ketakutan akan virus dan kekurangan makanan," kata ibu dari empat anak yang suaminya terbunuh dalam serangan Taliban di Kabul, Amiran Jalazi.

sumber : Reuters

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement