REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Televisi negara Venezuela menyiarkan sebuah video warga Amerika Serikat (AS) Luke Denman yang ditangkap, Rabu (6/5). Dia mengatakan diperintahkan untuk menguasai bandara Caracas dan membawa sebuah pesawat untuk menerbangkan Presiden Nicolas Maduro ke AS.
Pihak berwenang Venezuela menangkap Denman dan warga negara AS lainnya Airan Berry, serta 11 orang lainnya pada Senin (4/5). Maduro menyebut aksi tersebut plot yang gagal dikoordinasikan dengan para pejabat di Washington untuk memasuki negara itu melalui pantai Karibia.
"Donald Trump adalah kepala langsung invasi ini," kata Maduro dalam komentar yang disiarkan televisi.
Denman mengatakan misinya adalah untuk mengamankan bandara dan membangun perimeter keamanan. Meskipun tidak jelas detail rencana dia untuk membawa Maduro ke dalam pesawat.
Dikutip dari Aljazirah, kepala perusahaan keamanan yang berbasis di Florida, SilverCorp USA dan seorang veteran militer AS, Jordan Goudreau, mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu. Goudreau mengatakan dia bekerja dengan dua warga AS dalam operasi yang dirancang untuk menangkap Maduro dan membebaskan Venezuela.
Kantor berita Associated Press melaporkan, Goudreau saat ini sedang dalam penyelidikan federal untuk perdagangan senjata. Investigasi sedang dalam tahap awal dan tidak jelas apakah akan menghasilkan tuduhan.
Anggota Kongres AS juga bertanya kepada Departemen Luar Negeri tentang informasi rencana Goudreau. Lembaga ini menyampaikan kekhawatiran bahwa ini mungkin melanggar aturan perdagangan senjata.
Investigasi yang telah dilakukan AP sebelum serangan gagal menempatkan Goudreau di pusat komplotan dengan mantan Jenderal Angkatan Darat Venezuela, Cliver Alcalá. Mereka secara diam-diam melatih puluhan desertir militer Venezuela di kamp-kamp rahasia di Kolombia untuk melakukan operasi terhadap Maduro.
Kemungkinan keterlibatan Goudreau dalam penyelundupan senjata berasal dari penyitaan oleh polisi di Kolombia tentang tumpukan senjata yang diangkut dalam sebuah truk 23 Maret. Sitaan bernilai sekitar 150 ribu dolar AS ini, termasuk spotting scopes, kacamata penglihatan malam, radio dua arah, dan 26 senapan buatan AS dengan nomor seri dihapus.
Presiden AS Donald Trump membantah terlibat dalam misi gagal tersebut. Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengatakan pemerintah AS akan menggunakan setiap alat untuk mengamankan kembalinya warga negara jika mereka ditahan di Venezuela.
Pada Maret, Departemen Kehakiman AS mendakwa Maduro dan selusin pejabat serta mantan pejabat Venezuela dengan terorisme. Pemerintahan Trump menawarkan hadiah 15 juta dolar AS untuk informasi yang mengarah pada penangkapan mereka.