REPUBLIKA.CO.ID, DHAKA -- Angkatan Laut Bangladesh mengevakuasi 280 Muslim Rohingya dari Teluk Benggala. Mereka ditempatkan di sebuah pulau. Di sana, mereka harus menjalani masa karantina sebagai tindakan pencegahan penyebaran Covid-19.
Ke-280 Rohingya itu ditemukan di sebuah kapal yang telah reyot pada Kamis (7/5). Mereka beserta kapalnya dibawa ke Bhasan Char, sebuah pulau dataran rendah di lepas pantai selatan, tempat Pemerintah Bangladesh membangun perumahan serta perlindungan topan.
"Mereka (Rohingya) kelaparan dan kami telah memberi mereka makanan serta air," kata seorang perwira Angkatan Laut Bangladesh pada Jumat (8/5).
Menurut dia, ke-280 Rohingya itu rencananya menjalani karantina selama 14 hari di Bhasan Char. "Nanti pemerintah akan memutuskan," ujarnya.
Akhir pekan lalu, Bangladesh telah mengevakuasi 29 Rohingya yang terombang-ambing di tengah lautan. Mereka turut dibawa ke Bhasan Char.
Pemerintah Bangladesh tampaknya mendukung pemindahan pengungsi Rohingya dari Cox's Bazar ke Bhasan Char. Namun, PBB dan badan-badan bantuan mengecam rencana tersebut. Mereka menilai pulau itu rentan dan tak mampu menahan terjangan badai.
Pada Agustus 2017, lebih dari 700 ribu orang Rohingya melarikan diri dari Rakhine dan mengungsi ke Bangladesh. Hal itu terjadi setelah militer Myanmar melakukan operasi brutal untuk menangkap gerilyawan Arakan Rohingya Salvation Army (ARSA).
Masifnya arus pengungsi ke wilayah perbatasan Bangladesh segera memicu krisis kemanusiaan. Para pengungsi Rohingya terpaksa harus tinggal di tenda atau kamp dan menggantungkan hidup pada bantuan internasional.