Sabtu 09 May 2020 02:14 WIB

WHO Tindak Lanjuti Penelitan Pasar di Wuhan

Pasar di Wuhan dinilai memiliki peran dalam penyebaran virus corona tahun lalu.

Rep: Farah Noersativa/ Red: Dwi Murdaningsih
Seorang pekerja mengenakan pakaian Hazmat  di pasar ikan yang ditutup di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (23/1).
Foto: STR/Reuters
Seorang pekerja mengenakan pakaian Hazmat di pasar ikan yang ditutup di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Kamis (23/1).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyerukan penelitian lebih lanjut mengenai peran pasar grosir di pusat kota Wuhan dalam munculnya virus corona jenis baru. Pasar tersebut dinilai memiliki peran dalam penyebaran virus corona tahun lalu.

Pasar bisa jadi merupakan sumber atau mungkin sebagai lokasi yang menguatkan penyebaran.

Baca Juga

“Pasar memainkan peran dalam acara tersebut, itu jelas. Tapi peran apa yang kita tidak tahu, apakah itu sumber atau lokasi penguatan atau hanya kebetulan bahwa beberapa kasus terdeteksi di dalam dan sekitar pasar itu,” kata seorang pakar WHO tentang keamanan pangan dan virus zoonosis yang melintasi penghalang spesies dari hewan ke manusia, Dr Peter Ben Embarek, dilansir di laman Reuters, Jumat (8/5).

Embarek mengatakan, masih belum jelas dan belum diketahui perihal apakah hewan hidup atau pedagang yang terinfeksi virus corona. Atau kemungkinan mengenai pembeli yang  telah membawa virus ke pasar.

Sementara, Sekretaris Negara AS Mike Pompeo mengatakan ada sejumlah besar bukti bahwa virus itu berasal dari laboratorium Wuhan. Meskipun demikian, dia juga mengatakan tidak ada kepastian asal muasal virus corona itu.

Sebab, tidak ada bukti publik yang mengaitkan wabah itu dengan laboratorium di Wuhan. Para ilmuwan juga mengatakan virus corona terbaru itu tampaknya telah berkembang di alam.

Sebuah laporan intelijen Jerman meragukan dugaan Pompeo, Der Spiegel melaporkan. Ben Embarek tidak menanggapi tuduhan itu.

Dia mencatat,  perlu satu tahun bagi para peneliti untuk mengidentifikasi unta sebagai sumber virus MERS (Middle East Respiratory Syndrome). Virus MERS itu adalah sebuah jenis virus corona yang muncul di Arab Saudi pada 2012 lalu, dan menyebar di Timur Tengah.

"Ini belum terlambat. Yang penting, yang akan sangat membantu, adalah mendapatkan virus sebelum diadaptasi ke manusia, sebelum versi yang kita miliki sekarang. Karena dengan begitu kita akan lebih memahami bagaimana ia beradaptasi dengan manusia, bagaimana ia berkembang,” katanya.

Dalam hal investigasi, lanjutnya, China memiliki kemungkinan besar mengenai semua keahlian yang dibutuhkan untuk melakukan investigasi ini. Mereka memiliki banyak peneliti yang sangat berkualitas untuk itu.

Secara umum di Asia, pasar basah secara tradisional menjual produk segar dan hewan hidup, seperti ikan, di udara terbuka. Menurut Embarek, banyak pasar di seluruh dunia yang menjual hewan hidup, sebaiknya harus diatur dengan lebih baik dan kondisi kebersihan ditingkatkan.

Embarek juga menyarankan beberapa pasar harus ditutup. "Tapi sebagian besar bisa diperbaiki, bisa lebih terorganisir,” kata Ben Embarek.

Beberapa yang menjadi isu kebersihan dalam pengaturan pasar basah adalah masalah pengendalian pengelolaan limbah, pergerakan orang dan barang, dan pemisahan hewan hidup dari produk hewani dan dari barang segar.

Pihak berwenang China menutup pasar di Wuhan pada Januari sebagai bagian dari upaya untuk menghentikan penyebaran virus. Mereka juga memerintahkan larangan sementara perdagangan dan konsumsi satwa liar.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement