Sabtu 09 May 2020 10:07 WIB

WHO Sebut Vaksin Baru Tersedia Akhir 2021

Setidaknya diperlukan 12 hingga 18 bulan untuk bisa memproduksi vaksin.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Dwi Murdaningsih
Duntikan dalam uji klinis studi keselamatan tahap pertama dari vaksin potensial untuk COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh coronavirus baru, Senin, 16 Maret 2020.
Foto: AP/Ted S. Warren
Duntikan dalam uji klinis studi keselamatan tahap pertama dari vaksin potensial untuk COVID-19, penyakit yang disebabkan oleh coronavirus baru, Senin, 16 Maret 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa kecil kemungkinan vaksin akan ditemukan sebelum akhir tahun 2021. Pengembangan dan distribusi massal vaksin secara luas dipandang sebagai cara yang paling mungkin untuk mengendalikan pandemi Covid 19. 

Pemerintah di seluruh dunia telah melakukan investasi besar ke dalam penelitian vaksin saat perusahaan farmasi, startup, universitas, dan lembaga penelitian bekerja siang dan malam untuk mengembangkan vaksin. Tiga dari perusahaan farmasi terbesar AS: Inovio, Moderna, dan Pfizer, telah memulai uji klinis yang dipandang sebagai tahap pertama pengembangan vaksin. 

Baca Juga

Di Inggris, para peneliti di Universitas Oxford yang didukung oleh pemerintah mengatakan mereka bertujuan untuk memproduksi vaksin pada musim gugur.

Sementara beberapa mungkin menemukan harapan dalam kenyataan bahwa vaksin telah mencapai tahap uji coba. Artinya, vaksin  sedang diuji pada manusia untuk melihat apakah mereka bekerja. Pejabat senior WHO Dale Fisher memperingatkan bahwa vaksin tidak mungkin tersedia sampai akhir 2021.

"Saya pikir akhir tahun depan adalah ekspektasi yang sangat masuk akal," kata Fisher, yang merupakan ketua Jaringan Peringatan dan Respons Wabah Global WHO, dilansir di Alarabiya, Sabtu (9/5).

Menurutnya, ini karena vaksin yang saat ini sedang dalam uji klinis berada dalam Fase 1 dari proses pengembangan. Vaksin juga harus melalui Fase 2 dan 3 uji coba untuk memastikan mereka aman dan dapat diandalkan.

Bahkan sekali suatu vaksin ditemukan cocok, maka itu perlu diproduksi secara massal dan didistribusikan secara massal, proses ini berpotensi membutuhkan waktu panjang. Presiden AS Donald Trump optimistis tentang pengembangan vaksin dan mengatakan minggu ini bahwa ia yakin akan ada satu vaksin tersedia pada akhir tahun ini.

"Kami sangat yakin bahwa kami akan memiliki vaksin pada akhir tahun ini. Kami pikir kami akan memiliki vaksin pada akhir tahun ini, dan kami berusaha sangat keras." kata Trump.

Namun, Fisher bergabung dengan sebagian besar pakar kesehatan dalam menolak perkiraan waktu ini sebagai tidak realistis. Dia menggambarkan komentar Trump sebagai agak prematur.

Kekhawatirannya disampaikan oleh CEO Roche, sebuah perusahaan farmasi besar di AS. "Saya tidak ragu bahwa karena begitu banyak perusahaan bekerja pada vaksin secara paralel, dan seperti yang kita lihat kolaborasi hebat dengan regulator termasuk FDA, kita benar-benar dapat mempercepat persetujuan vaksin," kata CEO Roche Severin Schwan.

"Tapi tetap saja, biasanya butuh bertahun-tahun untuk mengembangkan obat baru," tambahnya.

Sebagian besar ahli sepakat bahwa dibutuhkan setidaknya 12 hingga 18 bulan sampai vaksin tersedia dalam jumlah yang diperlukan untuk pasien.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement