REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV -- Miliuner Georgia-Israel, Michael Mirilashvili, menyatakan telah menemukan solusi untuk krisis air kronis di Jalur Gaza. Dia ingin mengirimkan ratusan generator yang menghasilkan air minum dari udara yang tipis.
Perusahaan Watergen yang dipimpinnya mengirim mesin ke rumah sakit Gaza pekan lalu. Ini merupakan bentuk kerja sama Israel-Palestina yang jarang terjadi di daerah kantong yang dikuasai Hamas.
Dilansir dari Haaretz, Sabtu (9/5), Mirilashvili mengatakan dia ingin mengirim lebih banyak generator air ke Gaza. "Karena mereka adalah tetangga kita dan sangat disayangkan melihat mereka menderita kekurangan air yang parah," ucapnya.
Generator terbesar Watergen disebut dapat menyediakan air minum bersih untuk ribuan orang. Teknologi Watergen pada awalnya dikembangkan untuk penggunaan militer pada 2009, tetapi kemudian beralih menyasar market sipil setelah Mirilashvili membeli perusahaan tersebut pada 2017.
Namun, dia harus bergulat dengan birokrasi militer Israel, yang secara ketat mengontrol akses ke Gaza. Mirilashvili menuturkan butuh lebih dari setahun untuk menerima izin untuk mentransfer mesin Watergen pertama ke Gaza yang dikirim ke kota selatan Desember lalu.
COGAT, badan pertahanan Israel yang bertanggung jawab atas urusan sipil Palestina, sedang mengoordinasikan masuknya mesin itu ke Gaza. "Kami akan terus bekerja sepanjang waktu untuk mencegah memburuknya kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza," kata Kolonel Iyad Sarhan, seorang komandan urusan Gaza.
Mirilashvili lahir di Georgia dan mengendalikan kerajaan bisnis besar seperti kasino, hotel, minyak, real estate, dan jaringan sosial terbesar Rusia. Pada 2000-an, ia menghabiskan delapan tahun di penjara Rusia atas tuduhan penculikan yang ia anggap palsu. Dia dibebaskan pada 2008, dan kini menghabiskan banyak waktunya di Israel.
Watergen telah menyebarkan mesinnya di lebih dari 60 negara, negara berkembang yang kekurangan infrastruktur air, seperti India dan Uzbekistan, dan di daerah negara maju yang menderita kekeringan, seperti California.
Anak-anak yang menjalani perawatan kanker di rumah sakit Gaza membutuhkan makanan dan air bersih. Hal ini disampaikan Nima Ashour dari Dana Bantuan Anak-anak Palestina, sebuah badan amal yang berbasis di AS yang mengelola departemen kesehatan anak.
Keadaan pasokan air di Gaza mengerikan sejak 2007. Sejak saat itu 2 juta orang Gaza mengalami blokade perbatasan oleh Israel dan Mesir yang membekukan perdagangan dan perjalanan. Blokade selama 13 tahun, bersama dengan tiga perang Israel-Hamas, telah menghasilkan pemadaman listrik kronis dan merusak infrastruktur Gaza.
Akibat lainnya kemudian membuat pasokan air di Gaza berada dalam kondisi yang memprihatinkan. Kekurangan listrik membuat pengolahan limbah sulit dilakukan. Hal itu memaksa mengeluarkan lebih dari 100 ribu meter kubik atau 3,5 juta kaki kubik limbah yang tidak diolah ke Mediterania setiap hari, menurut perkiraan PBB.
Gaza mengandalkan akifer sebagai sumber utama air minum. Tetapi ekstraksi yang berlebihan telah memungkinkan air laut meresap, menjadikan 97 persen air di wilayah itu tidak dapat diminum.