REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Pemerintah Malaysia memperpanjang kebijakan pembatasan pergerakan dan bisnis selama empat pekan, yakni hingga 9 Juni mendatang. Hal itu dilakukan untuk meski sebagian besar wilayah telah masuk zona hijau Covid-19.
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengungkapkan hampir semua distrik di negaranya telah ditetapkan sebagai zona hijau Covid-19. "Dari 1.178 kabupaten, bagian, zona, sub-zona, dan kawasan di negara ini, 1.112 atau 94,4 persen telah dikategorikan sebagai zona hijau, 62 atau 5,2 persen dikategorikan zona kuning, dan hanya empat atau 0,34 persen berada di zona merah," katanya, dikutip laman the Star Online.
Namun, dia meminta masyarakat tak terbuai atau merasa aman untuk kembali bergerak bebas. "Anda mungkin berpikir bahwa Anda tidak akan terinfeksi karena Anda berada di zona hijau. Tapi izinkan saya mengingatkan Anda bahwa virus ini adalah musuh yang diam dan tak terlihat. Ia dapat menyerang Anda kapan dan di mana saja," ujar Muhyiddin.
Zona merah adalah wilayah yang memiliki lebih dari 40 kasus Covid-19. Zona oranye (20-40 kasus), zona kuning (1-19 kasus), dan zona hijau (wilayah tanpa kasus). Empat wilayah yang masuk dalam zona merah di Malaysia adalah Batu di Gombak (Selangor), Batu di Kuala Lumpur, Kampung Baharu di Kuala Lumpur, dan Pedas di Rembau (Negri Sembilan).
Muhyiddin meminta warga yang tinggal di keempat daerah itu agar selalu waspada dan meningkatkan tindakan pencegahan ekstra ketika hendak meninggalkan rumah. "Berlatih menjaga jarak sosial, pakai masker wajah dan selalu cuci tangan. Jika memungkinkan, kurangi aktivitas di luar ruangan," katanya.
Sementara, warga lainnya diminta tak mengunjungi keempat zona merah tersebut. "Ini untuk mencegah Anda dari terinfeksi," ujar Muhyiddin.
Saat ini, Malaysia memiliki 6.589 kasus Covid-19 dengan korban meninggal mencapai 108 jiwa.