REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Perdana Menteri Inggris Boris Johnson menguraikan 'rencana kondisional' untuk membuka kembali aktivitas ekonomi dalam beberapa bulan ke depan. Hal itu termasuk kemungkinan mengizinkan kembali anak-anak masuk sekolah pada bulan Juni mendatang.
Dalam pidato yang disiarkan televisi nasional, Johnson mengatakan 'pekan ini bukan waktu yang tepat untuk melonggarkan karantina nasional atau lockdown'. Tapi ada beberapa perubahan yang dapat dilakukan seperti mendorong orang-orang yang tidak bisa melakukan pekerjaannya dari rumah untuk kembali bekerja.
Namun, Johnson yang tidak menguraikan rencana aksi itu dengan detail dan justru meningkatkan banyak pertanyaaan baru seperti pendekatan yang mungkin berbeda untuk tiap wilayah Inggris Raya yakni Inggris, Skotlandia, Wales dan Irlandia Utara. Detail rencana itu akan diungkapkan lebih detail di parlemen.
Johnson menilai 'gila' bila melonggarkan pembatasan saat gelombang kedua wabah virus corona muncul. Hingga Ahad (10/4) lalu Inggris mencatat sudah 32 ribu kasus kematian terkait virus corona.
Inggris merupakan negara dengan jumlah kasus kematian virus corona tertinggi di Eropa dan tertinggi kedua di dunia. Johnson mengatakan tanpa lockdown yang sudah berlaku sejak 23 Maret mungkin sudah setengah juta orang meninggal dunia.
"Kami harus terus mengendalikan virus dan menyelamatkan nyawa, dan juga kami harus menyadari kampanye perlawanan menghadapi virus ini mengorbankan cara hidup kami," kata Johnson di kediaman resmi perdana menteri Downing Street, Senin (11/5).
Lockdown telah mengurangi menularan virus corona di masyarakat tapi menimbulkan biaya yang besar bagi perekonomian. Johnson yang barus saja kembali bekerja setelah terinfeksi virus corona ditekan untuk segera mengatasi masalah ekonomi.
Ia mengatakan pemerintahannya akan memproses secara hati-hati langkah pelonggaran di Inggris. Tapi Johnson mengatakan ia mulai dapat mengumumkan 'langkah-langkah pertama' untuk melonggarkan karantina nasional.
Johnson menambahkan orang-orang yang tidak bisa bekerja di rumah seperti pekerja konstruksi atau buruh pabrik 'harus mulai aktif didorong pergi bekerja' pada pekan ini. Tapi, katanya, mereka tidak boleh menggunakan transportasi publik dan mematuhi imbauan pembatasan sosial.
Belum diketahui bagaimana para pekerja yang memiliki anak dapat kembali bekerja bila sekolah masih ditutup serta bagaimana tempat kerja ditetapkan aman dari virus. Perdana menteri mengatakan mulai Rabu (12/5), pemerintah Inggris mulai mengizinkan masyarakat berolahraga di luar ruang 'tanpa batas waktu' yang sebelumnya dibatasi satu kali dalam satu hari. Masyarakat juga diizinkan berjemur, pergi ke suatu tempat seperti pantai dan lapangan olahraga seperti golf dan tenis. Hal itu dengan syarat mereka hanya boleh melakukannya dengan anggota keluarga.