REPUBLIKA.CO.ID, ADEN — Otoritas Yaman melaporkan Aden, salah satu kota di negara itu, saat ini dalam kondisi infested atau penuh (tercemar) setelah jumlah kasus infeksi Covid-19 meningkat menjadi 35 pada Senin (11/5). Sejauh ini dilaporkan terdapat empat kematian terkait infeksi virus tersebut.
Perang selama lima tahun di Yaman telah membuat sistem kesehatan di negara itu tidak dapat berfungsi dengan baik. Jutaan orang juga mengalami kelaparan dan terdapat wilayah yang terbagi atas pemerintah dan Houthi, kelompok yang menggulingkan kekuasaan pemerintah di Ibu Kota Sanaa pada akhir 2014.
Komite Covid-19 nasional Yaman yang berbasis di Aden mengumumkan 17 kasus infeksi virus terbaru pada Ahad (10/5). Houthi yang mengendalikan Sanaa dan sebagian besar wilayah pusat kota sejauh ini hanya melaporkan dua kasus dan satu kematian.
Pemerintah Yaman yang didukung internasional telah menuding bahwa Houthi menutupi kasus Covid-19 di Sanaa. Namun, hal ini dibantah oleh kelompok tersebut dengan tegas.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan ada penularan virus corona jenis baru secara menyeluruh di Yaman, yang memiliki populasi dengan tingkat kekebalan tubuh rendah terhadap penyakit dibandingkan negara lain. Selain itu, kemampuan untuk melakukan tes atau pengujian Covid-19 di sana juga tidak memadai.
Di Aden saat ini perpindahan warga ke daerah lain telah dilarang, dengan pengecualian terhadap transportasi barang. Dalam laporan yang disampaikan melalui jejaring sosial Twitter, situasi administrasi dan politik di kota itu dinilai juga menghambat upaya untuk memerangi Covid-19.
“Ini harus diperbaiki sehingga entitas yang relevan dapat melaksanakan tugas mereka," ujar pernyataan Komite Covid-19 nasional Yaman di Aden.
Situasi kekerasan di Yaman telah semakin memburuk sejak Maret 2015. Arab Saudi dan Uni Emirat Arab bersama sekutu militer negara itu bergabung dalam perang sipil di Yaman, yang terjadi antara pemerintah melawan Houthi. Krisis kemanusiaan terjadi lebih dalam. Selain kelaparan, puluhan ribu orang di sana juga dilaporkan mengalami penyakit kolera dan difteri.