Rabu 13 May 2020 20:10 WIB

Trump Diberi Amunisi untuk Sanksi China

Covid-19 Accountability Act memungkinkan Trump jatuhkan sanksi.

Rep: Ferry Kisihandi / Red: Agus Yulianto
 President Donald J. Trump.
Foto: EPA-EFE/Oliver Contreras / POOL
President Donald J. Trump.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON – Senator ternama AS, Lindsey Graham, mengajukan rancangan undang-undang yang memberikan kuasa kepada Presiden AS Donald Trump menjatuhkan sanksi pada China. Rancangan tersebut bernama, Covid-19 Accountability Act.

Ini terkait awal mula  penyebaran virus corona yang kini menjadi pandemi global. Selama ini, AS menuding China berada di balik pandemi global akibat kelambanannya dalam mengatasi virus corona yang bermula di Wuhan, Provinsi Hubei. 

Rancangan legislasi yang juga didukung delapan senator asal Partai Republik ini, memberikan wewenang bagi Trump menjatuhkan sanksi kepada China. 

Opsi yang bisa ditempuh Trump di antaranya pembekuan aset, larangan bepergian dan penolakan penerbitan visa, pembatasan pemberian pinjaman bagi usaha milik China oleh lembaga keuangan AS, juga, melarang perusahaan China melantai di bursa AS.

Graham, senator yang merupakan sekutu dekat Trump, Selasa (12/5), menyatakan, sanksi dijatuhkan jika China gagal memberikan keterangan penuh mengenai rangkaian peristiwa di Wuhan yang menyebabkan pandemi.

‘’Saya yakin China tak akan pernah mau bekerja sama dalam penyelidikan yang serius kecuali mereka dikondisikan untuk bisa bekerja sama,’’ kata Graham seperti dikutip laman berita Reuters, Rabu (13/5).

Graham meyakini, jika bukan karena ‘muslihat’ Partai Komunis China, maka virus corona tak akan sampai di AS yang kini telah merenggut lebih dari 80 ribu nyawa warga AS. Menurut dia, China menolak para penyelidik untuk mengetahui bagaimana wabah bermula. 

China menentang rancangan undang-undang yang dianggap tak ‘’bermoral’’ tersebut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian menegaskan, pemerintahnya selama ini telah berlaku terbuka dan transparan soal virus corona. 

‘’Kami bersikap transparan sejak epidemi bermula,’’ kata Zhao dalam konferensi pers yang digelar di Beijing, China, Rabu (13/5). Secara terpisah, Kedubes China di Washington tak merespons permintaan Reuters menanggapi inisiatif Senator Lindsey Graham tersebut. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement