REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Perdana Menteri India Narendra Modi mengumumkan pemerintahannya akan membelanjakan lebih dari 260 miliar dolar AS sebagai paket bantuan ekonomi virus corona. Jumlah dana yang setara dengan 10 persen GDP itu ditujukan agar negara dengan penduduk terbanyak kedua di dunia tersebut bisa lebih mandiri.
"Tujuan utama paket ini adalah untuk membangun India yang mandiri," kata Modi dalam pidato yang disiarkan televisi sebagaimana diikuti AP, Selasa (12/5).
Modi menambahkan, paket bantuan ekonomi itu akan membantu negaranya bersaing secara global. Adapun detail peruntukan dana baru akan diumumkan pihaknya dalam beberapa hari ke depan.
Sebagaimana diketahui, India telah enam pekan menerapkan lockdown atau karantina nasional. Walhasil, perekonomian India yang telah lemah sebelum pandemi Covid-19 menjadi semakin terpuruk.
Paket bantuan ekonomi ini ternyata langsung dikritik oleh juru bicara partai oposisi di Kongres, Randeep Surjewala. Ia menyebut Modi telah memberikan negara dan media sebuah "headline".
"India sangat kecewa dengan kurangnya empati, kepekaan, dan kegagalan Anda untuk mengatasi kesengsaraan jutaan pekerja migran,” kata Surjewala lewat di akun Twitternya, yang merujuk pada Modi.
Karantina nasional di India yang dimulai pada 25 Maret memang telah mendorong eksodus besar-besaran pekerja perkotaan menuju desa masing-masing. Ekonom menyebut angka pengangguran India pekan ini telah mencapai 24,7 persen.
Pekan lalu, Pemerintah India mulai mencabut pembatasan operasi terhadap sektor manufaktur guna menyelamatkan para pekerja yang telah sengsara. Layanan kereta api dari New Delhi dan Mumbai juga kembali dibuka, bahkan diizinkan dengan kapasitas maksimal.
Namun demikian, karantina nasional di India belum akan berakhir. Setelah karantina fase saat ini berakhir pada 18 Mei, pemerintah akan segera masuk ke karantina fase selanjutnya.
"Virus corona akan menjadi bagian dari hidup kita untuk waktu yang lama. Tapi kita tidak bisa membiarkan hidup kita (hanya) berkutat pada masalah ini," kata Modi.
Modi menyatakan janjinya, yang sudah sering diulang-ulang, bahwa abad ini akan menjadi milik India. Ia merujuk pada cepatnya India dalam memproduksi alat pelindung diri, ventilator, dan persediaan lainnya dalam menghadapi pandemi.
“Krisis telah menunjukkan pentingnya India yang mandiri. Ini adalah satu-satunya cara,” katanya.