REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pengawas kongres memperingatkan pada Selasa bahwa keputusan Amerika Serikat mengeluarkan Turki dari program F-35 kemungkinan akan menambah kerumitan pada proses produksinya.
Kantor Akuntabilitas Pemerintah (GAO) mengatakan meskipun program telah membuat kemajuan dalam menurunkan harga dan meningkatkan produksi, namun sekitar 7.000 dari lebih dari 10.000 proses utama kontraktor badan pesawat tidak memenuhi standar desain yang telah ditentukan untuk memastikan kualitas produk dan mereka terus mengalami kekurangan pasokan yang kemungkinan akan diperburuk dengan penghapusan Turki.
Menurut GAO, keputusan pemerintah Trump pada Juli 2019 untuk mengeluarkan Turki dari program F-35 karena akuisisi sistem pertahanan udara Rusia, kemungkinan akan menambah risiko produksi.
"Program ini telah mengidentifikasi sumber-sumber baru untuk 1.005 bagian yang diproduksi oleh pemasok Turki, tetapi program ini menilai pengaruh 15 bagian utama yang saat ini tidak diproduksi pada tingkat produksi yang dibutuhkan," ujar lembaga pengawas itu.
GAO mengutip data dari Badan Manajemen Kontrak Pertahanan Pentagon yang mengatakan pada saat pemindahan ke Turki, program itu menghadapi peningkatan pengiriman suku cadang pesawat yang terlambat dan kekurangan suku cadang.
Lebih lanjut disebutkan bahwa risiko tetap ada dengan rencana pemerintah beralih ke pemasok alternatif, mencatat secara khusus bahwa beberapa pemasok suku cadang baru ini tidak akan berproduksi pada tingkat yang diperlukan sampai tahun depan, karena sekitar 10 persen dari mereka masih baru dan belum terbiasa dengan program F-35.
"Perwakilan kontraktor Airframe menyatakan akan membutuhkan waktu lebih dari satu tahun untuk mendukung para pemasok baru ini, dengan tenggang waktu bergantung pada beberapa faktor, seperti kompleksitas bagian, kuantitas dan kematangan produksi pemasok," ungkap GAO.
Lembaga itu mengutip peringatan dari seorang pejabat program F-35 yang mengatakan bahwa tidak jelas bagaimana harga dari pemasok alternatif akan dibandingkan dengan yang dari Turki, tetapi pejabat itu mencatat bahwa sumber alternatif bisa lebih mahal.
Akuisisi Turki atas sistem pertahanan udara Rusia S-400 mendorong AS untuk menghapus Turki dari program F-35 pada Juli.
AS berpendapat sistem itu dapat digunakan oleh Rusia untuk secara diam-diam mendapatkan rincian rahasia pada jet dan tidak sesuai dengan sistem NATO.
Turki, bagaimanapun, bersikeras bahwa S-400 tidak akan diintegrasikan ke dalam sistem NATO dan tidak akan menimbulkan ancaman bagi aliansi.